Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra menyayangkan sikap pemimpin yang berkata kasar di depan publik.
Hal itu dikatakannya saat menjadi Khatib Salat Jumat di Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan, Jumat (25/3/2016).
Yusril menjelaskan, Indonesia merupakan bangsa yang beradab dan dikenal sebagai bangsa yang sopan dan santun.
Tidak elok, bila seorang pemimpin menggunakan bahasa toilet di depan publik.
"Kita harus tetap sabar, kepala tetap dingin walau hati panas, dapat mengendalikan diri dalam berbicara. Sebab kita bangsa yang beradab, bangsa yang sopan santun. Menggunakan bahasa toilet di depan publik itu tidak pantas," kata Yusril.
Mengutip seorang pujangga melayu, ucap Yusril, bahasa mewakili karakter sebuah bangsa.
"Bahasa itu menggambarkan sebuah bangsa. Bangsa yang baik, mencermikan bangsa yang baik pula. Sebaliknya, bahasa yang buruk, juga mencerminkan bangsa yang buruk," imbuh dia.
Bahasa toilet mencuat saat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengeluarkan beberapa kali kata-kata toilet
.
Hal itu terjadi, ketika Ahok menjawab pertanyaan penyiar Kompas TV, Aiman Witjaksono terkait perseteruan dirinya dengan DPRD DKI.
Wawancara itu disiarkan secara langsung sehingga orang tahu kata-kata toilet yang dilontarkan Ahok.