"Biasanya kalau mau pulang kampung, Nur nginap dulu di sini. Makanya kami merasa kehilangan," ucap Rasim bernada lirih.
Rasim yang bekerja di perusahaan bidang perkebunan mengenal sosok Agus yang pendiam.
Ia beserta keluarganya kala itu tak menaruh rasa curiga terhadap tersangka.
"Dia (Agus) orangnya kalem, enggak banyak omong. Nganter Nur bawa mobil ke Malimping," katanya.
Agus mengaku pria lajang kepada Nur dan keluarganya. Mereka pun percaya terhadap pengakuan Agus itu.
Pendekatan antar keduanya semakin intim. Agus pun mempersunting Nur dengan cara nikah sirih.
"Mereka nikah sirih diwalikan oleh kakaknya Nur. Sudah sekitar 7 bulanan nikahnya," tutur Rasim.
Hasil buah cinta pernikahan, Nur mengandung anak Agus. Perlahan - lahan berjalannya waktu, rahasia Agus mulai terbongkar oleh Nur.
Nur mulai mencoba mengorek - ngorek rahasia yang ditutupi Agus selama ini.
Ternyata pria yang menikahinya itu sudah mempunyai istri dan anak.
Dari situ lah asmara mereka bergejolak. Mahligai rumah tangga serta kisah cinta yang dibangun selama ini perlahan - lahan runtuh.
"Ke sini - sininya Nur tahu kalau si Agus ini sudah punya anak isteri. Kabar itu awalnya dari gosip yang beredar dari tempat kerjaan dan teman sekitarnya," papar Rasmin.
Hubungan asmara Nur dan Agus semakin keruh. Keduanya saling marah - marah dan melemparkan umpatan.
Pada akhirnya amarah Agus memuncak. Dengan tega ia pun membunuh Nur dan memotong - motong tubuhnya dalam keadaan tengah mengandung buah hatinya sendiri. (dik)