News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Vaksin Palsu

Orangtua Korban Vaksin Palsu Tak Menyangka Dokter Indra yang Dermawan dan Rajin Salat Jadi Tersangka

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga dan kuasa hukum dokter Indra usai menjenguk di Bareskrim Polri.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah orang tua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu di RS Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur tak menyangka dr Indra yang dikenal religius menjadi salah seorang tersangka praktik vaksin palsu ke pasien.

Para keluarga pasien juga tahu bahwa dr Indra yang mereka kenal selama ini adalah pribadi yang baik dan ramah serta rutin menunaikan ibadah salat wajib di ruang kerjanya di sela tugasnya melayani pasien.

Triyono (31), ayahanda dari pasien Febian (1 thn) menceritakan, beberapa kali mendapati dokter tersebut melaksanakan ibadah salat lima waktu di sela tugasnya.

"Saya sering lihat dia salat di ruang kerjanya. Dia juga terbilang dokter yang ramah," ujar Tri di RS Harapan Bunda.

Ia menceritakan, putranya lahir dan mendapatkan vaksinasi di RS Harapan Bunda melalui dr Indra sejak Agustus 2015. Di antaranya vaksin engerix B, Hepatitis B dan BCG. Biaya sekali vaksin rata-rata Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta.

"Terakhir vaksin bulan lalu," ujarnya.

Hampir sama dengan cerita dengan sejumlah orangtua pasien lainnya, Tri tak menaruh curiga ditawarkan perawat dr Indra menawarkan vaksin milik pribadi.

"Susternya bilang, stok vaksin rumah sakit lagi nggak ada, adanya vaksin yang ini. Dan bayarnya cash yah'. Begitu bilangnya. Dokter Indra nya ada kok di ruangan itu. Dia tahu. Yah, saya nggak curiga. Lagipula, anak saya mau suntik apa saja saya yah nggak ngerti kandungannya. Tahunya mau divaksin," tuturnya.

Karena awam tentang peraturan rumah sakit dan dokter, Tri juga tak menolak saat diminta oleh perawat tersebut agar pembayaran vaksinasi dilakukan secara tunai dan tidak dilakukan di kasir rumah sakit.

"Pembayarannya kebanyakan tunai ke perawat atau susternya dokter Indra. Tanda terimanya cuma kuitansi," terangnya.

Seperti sejumlah orangtua pasien lainnya, Tri juga sangat khawatir dengan kelanjutan kesehatan maupun imunitas anaknya kendati belum ada kepastian buah hatinya itu terpapar vaksin palsu.

"Pernah beberapa kali badan anak saya panas. Tapi, saya bagaimana bisa curiga itu karena vaksin dari dokter Indra," ujar dia.

Perilaku religiusnya dr Indra juga disampaikan orangtua yang anaknya diduga terpapar vaksin palsu di RS Harapan Bunda, Anto (41).

Bahkan, pernah sekali waktu dr Indra menjadi imam salat di musala rumah sakit.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini