News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasatpol PP DKI Akui Anggotanya Pukul Anggota DPRD Saat Penggusuran Rawajati

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bentrokan antara warga pinggir rel Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan dan aparat Satpol PP terjadi saat proses eksekusi rumah warga yang berada di atas jalur hijau.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPRD DKI Jakarta menyesalkan atas penertiban pemukiman warga di Rawajati, Jakarta Selatan, yang menggunakan kekerasan.

Bahkan salah satu anggota DPRD DKI Jakarta, kabarnya juga terkena pukul oleh Satpol PP.

Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, Riano P Ahmad.

Bahwa saat penggusuran dilakukan, Sekretaris Komisi A DPRD DKI, Syarif dipukul oleh salah satu anggota Satpol PP DKI.

"Saat pembongkaran, banyak warga yang dipukuli. Bahkan dicolok matanya. Selain itu, anggota kami, Sekretaris Komisi A, juga terkena pukul," kata Riano P Ahmad, Ketua Komisi A DPRD DKI, di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2016).

Saat rapat yang turut dihadiri oleh Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Jupan Royter, itu langsung memberi tanggapan.

Menurut Jupan, anggotanya yang memukul Syarif, adalah Emmanuel Pangabean.

Namun, Jupan menegaskan bahwa bentrokan tersebut tidak ada unsur kesengajaan.

"Saya selalu mengingatkan anggota, untuk tidak mengedepankan tindakan represif dalam setiap penertiban. Saya sudah sampaikan baik secara langsung, maupun melalui pesan terulis di grup WhatsApp. Saya selalu katakan anggota, jika memang masih bisa menghindar ya menghindar. Jangan membalas. Tapi saya pastikan tidak ada unsur kesengajaan," tegas Jupan, dalam pertemuan tersebut.

Saat itu, lanjutnya, kondisi berlangsung kondusif. Bahkan saat pembongkaran rumah warga, Satpol PP tidak memberikan balasan ketika dilempari batu oleh warga.

Tapi, kondisi mulai memanas ketika ada beberapa warga yang memprovokasi untuk menyerang petugas.

"Kondisinya saat itu posisi anggota kami sudah terjepit. Tapi saya selalu mengingatkan untuk tidak represif. Saya bilang ke anggota kalau sudah kepepet, dia atau Anda yang mati. Tapi, saya mohon maaf blak-blakan yang terkesan ekstrim. Tapi ini membela diri bertujuan menghindari benturan," katanya.

Sementara itu, Syarif menyayangkan kejadian tersebut. Apalagi dirinya juga menjadi korban.

"Saya tidak mempermasalahkan pemukulan yang terjadi pada saya. Saya juga tidak akan melaporkan ke polisi atas tindakan tersebut. Tapi saya sayangkan, saat eksekusi tersebut, dilakukan dengan kekerasan," katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini