Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sinyal alarm bahwa PDI Perjuangan hampir pasti tidak mengusung Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Cagub DKI Jakarta kian santer terdengar ke telinga publik.
Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago PDI Perjuangan bukan partai follower (pengikut), bukan berdasarkan kehendak natizen namun partai yang punya kapasitas logika dan kapasitas etika.
PDI Perjuangan, kata Pangi sangat tajam penciuman dan pembacaanya di lapangan serta terkenal mahir dan lihai mempelajari siapa yang layak naik memakai tandu partai berlambang banteng moncong putih itu.
"PDIP kemungkinan tidak mengusung Ahok, saya kira ada empat alasan utama dan sangat mendasar," kata Pangi melalui ppesan singkatnya, Jumat (16/9/2016).
Pertama, PDIP sebagai partai pemenang pileg dengan memperoleh 28 kursi di DPRD DKI Jakarta.
Pangi yakin PDIP tidak mau posisi kadernya hanya sebagai calon wakil gubernur, namun PDIP ingin sekali menempatkan kader terbaiknya sebagai calon gubernur.
Pangi menjelaskan, bukankah posisi gubernur DKI Jakarta sangat seksi, Jakarta sebagai ibu kota negara dan episentrum, pusat pemerintahan, pusat kegiatan ekonomi, pusat keuangan dan jasa dan tidak bisa dinafikan.
Dia menekankan Gubernur Jakarta batu loncatan menjadi presiden.
Kedua, Pangi yakin PDI Perjuangan tidak akan membentangkan karpet merah kepada calon gubernur yang selama ini menyingkirkan wong cilik.
Di samping itu PDI Perjuangan menolak reklamasi, sementara Gubernur Ahok yang memperjuangkan reklamasi.
Alasan ketiga, PDI Perjuangan tidak mendukung Ahok adalah dalam pertarungan elektoral.
"Gubernur Ahok dipertanyakan loyalitasnya selama ini karena terkenal dengan aksi 'kutu loncatnya," tuturnya.
Keempat adalah ketidaksukaan terhadap gubernur Ahok (underestimate) dari kader akar rumput, bukan membalikkan realitas dan mengada-ngada.