Tagihan itu, tercatat per tanggal 26 September 2016.
Boy tambah bingung. Ternyata BPJS yang dibuat untuk anaknya itu, tidak dapat digunakan.
Dia tak mengetahui ada peraturan baru, bahwa setelah iurannya dibayar, BPJS belum bisa dipakai.
Peserta harus menunggu paling cepat 14 hari setelah pendaftaran, dan baru bisa menggunakannya.
"Saya akui, saya salah karena tidak mengikuti BPJS regulasi baru. Anak saya lahir baru bikin BPJS. Akhirnya tidak bisa digunakan. Kita tidak tahu, kalau bayi sudah memiliki jantung dalam kandungan, bisa membuat BPJS," ucap Boy.
Meski bahagia anak baru lahir, Boy dan Imelda yang baru di PHK dibuat pusing dengan tagihan rumah sakit yang membengkak.
Pihak rumah sakit meminta Boy membayar tagihan, sebelum anaknya dibawa pulang.
"Bapak bagaimana caranya datang bawa duit. Tanggal 26 September tagihannya Rp 51,8 juta. Per hari terus jalan Rp 800 ribu," ucap Boy mengulang percakapannya dengan pihak rumah sakit.
Anaknya tertahan, biaya perawatan terus berjalan, dan uang tidak ada di tangan. Imelda menangis mengingat anaknya yang tidak dalam gendongannya. Mencari jalan ke luar, Boy datang ke Balai Kota, kemarin. Untuk mendapat rekomendasi keringanan, kemudian disampaikan ke RSCM.
"Diarahkan ke bagian kesehatan, kemudian ke Dinas Sosial meminta rekomendasi untuk diserahkan ke RSCM. Tapi, pihak RSCM tetap tak mengindahkan," imbuh Boy.
Yang diinginkan Boy dan Imelda, anaknya bisa dibawa pulang, bisa menyicil tagihan kemudian. Meski telah menbawa surat rekomendasi di Dinas Sosial DKI Jakarta, pihak rumah sakit tak bergeming.
"Pihak RSCM minta Rp 10 juta. Kemarin saya ke sana lagi setelah mendapat surat rekomendasi Dinas Sosial, 'terserah bapak saja, mampunya berapa?' Saya bilang seadanya saya saja? Pihak rumah sakit bilang, 'bukan seadanya, sepantasnya'. Sepantasnya berapa? Rp 1 atau 2 juta? Eh ketawa pak, dia bilang 'tidak mungkin lah, sepantasnya'," cerita Boy.
Ditanggapi seperti itu, Boy dan Imelda ingin mengadu ke Ahok. Datang pagi ke Balai Kota sebagai warga Jakarta, Keduanya ingin ada pencerahan dari orang nomor satu di ibu kota tersebut.
"Saya berharap Pak Ahok bisa bantu. Kita ini warga DKI," tutup Boy.