TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Informasi 400 WNA Tiongkok masuk secara illegal lewat Pelabuhan Sunda Kelapa itu menyebar lewat facebook. Akun Yanuari Budi Wijatmiko yang menguploadnya pukul 03.15 pada Sabtu (1/9/2016).
Dia menyebut 400an WNA Tiongkok itu datang menggunakan kapal ekspedisi, sekitar pukul 01.00, dua jam sebelum Yanuari memposting.
Lalu kemudian ditampung di gudang milik Frengky, pemilik PT Mega Segara Line. Salah satu perusahaan bongkar muat ekspedisi di Sunda Kelapa.
Dalam sekejap polisi berpakaian preman sudah tiba di lokasi. Hari belum terang saat polisi tiba, sekitar pukul 05.00, atau hanya dua jam setelah akun Yanuari memposting.
Awing (35), salah satu kuli pelabuhan yang sadar polisi datang. Dia masih beristirahat saat serombongan polisi berpakaian preman tiba di sekitar gudang milik PT Mega Segara Line. Gudang itu berada paling pojok di pelabuhan.
"Saya saja langsung diinterogasi sama polisi. Ditanya soal lihat kapal mendarat dan ada serombongan WNA Tiongkok turun," kata Awing kepada Wartakotalive.com, Sabtu (1/10/2016).
Awing mengaku tak tahu ada kapal mendarat dan membawa sampai ratusan orang. Tak mungkin, menurut Awing.
Lokasi gudang PT Mega Segara Line berada di pojok. Sekelilingnya adalah kapal-kapal kayu ekspedisi bersandar. Jalanannya sempit dan becek.
Apabila ada 400 orang turun sekaligus disana, pasti mencolok. Jalanan becek itu pasti berantakan oleh tapak kaki. Tapi ini tak ada.
Pagi harinya, pelabuhan pun heboh. Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, Kombes Hanny Hidayat datang ke lokasi bersama serombongan polisi lainnya.
Memutari lokasi dan mencari informasi soal mendaratnya 400an WNA Tiongkok itu. Lalu meminta pemilik gudang datang.
Pemilik gudang, Franky pun dipanggil dan diinterogasi oleh polisi. Frangky datang sekitar pukul 09.00 dengan terburu-buru. Polisi sudah menunggu.
Hanny juga memerintahkan anak buahnya mengecek seluruh kamera CCTV di lokasi gudang.
Ternyata ada 11 kamera CCTV disana. Seluruh kamera CCTV ada yang menghadap ke arah jalan maupun ke dalam lokasi gudang.