Laporan wartawan Wartakotalive.com, Rangga Baskoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Enam orang anak, dua perempuan dan empat laki-laki, usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) asal Pemalang, Jawa Tengah, telantar di sekitar kawasan Senen, Jakarta Pusat.
Mereka telantar setelah 2 hari melakukan perjalanan dari Pemalang menuju Jakarta dengan cara menumpang truk dari satu ke kota ke kota lainnya.
Mereka terbilang nekat karena tidak membawa ongkos yang memadai untuk menunjang hidupnya di Jakarta.
"Mereka berniat untuk liburan ke Jakarta. Karena satu anak, orang tuanya tinggal di daerah Tangerang. Tapi kesini gak bawa ongkos sama sekali. Satu anak ketika kami periksa hanya ada uang Rp200, yang lain hanya ada baju-baju saja," ujar Ruminto Kepala Tata Usaha Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat, saat dihubungi Warta Kota, Jumat (30/12/2016).
Perjalanan diawali dari Pemalang menuju Indramayu dengan cara menumpang truk, Sabtu (24/12) silam.
Lalu dari Indramayu, mereka menumpang truk lain menuju Bekasi. Kemudian berganti truk kembali hingga menuju daerah Senen.
Sedangkan makan mereka dapatkan dari belas kasihan para sopir truk yang memberi mereka 1 bungkus nasi untuk dimakan beramai-ramai.
Perjalanan ditempuh dalam waktu 2 hari 2 malam.
Seorang anak berniat untuk menghubungi orang tuannya ketika sampai di Jakarta, namun apa daya, handphone miliknya hilang saat perjalanan menuju Bekasi.
Petugas Dinas Sosial yang sedang memantau di sekitar kawasan Senen menemukan mereka karena awalnya menyangka bahwa mereka tuna wisma.
"Dandanan mereka kan seperti anak punk, jadi petugas membawa mereka. Setelah mereka bercerita, ternyata mereka mencari orang tua salah satu anak yang tinggal di daerah Tangerang," ujarnya.
Kemudian, mereka dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat. Disana, mereka bermukim selama 4 hari.
"Waktu di tempatkan di panti, orang tua seorang anak yang tinggal di daerah Tangerang datang. Bapaknya sampai menginap di panti hingga mereka pulang," tutur Ruminto.
Pihak Dinas Sosial DKI Jakarta sempat berkomunikasi dengan Dinas Sosial yang ada di Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Pemalang.
Namun, Ruminto menjelaskan kedua instansi tersebut tidak memiliki anggaran untuk memulangkan mereka.
"Akhirnya ya sudah, pakai anggaran dari kami (Dinas Sosial DKI Jakarta) saja. Tadi pagi mereka berangkat menggunakan bus," pungkasnya.