Di bekas kantor pemenangannya di Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta, Agus juga tidak tampak hadir. Padahal, Wisma Proklamasi kembali difungsikan sebagai kantor DPP Demokrat.
Menurut penjaga keamanan di Kantor DPP Demokrat ini, dirinya tidak melihat Agus usai memberi keterangan pers pada Rabu (15/2) lalu.
"Pak Agus tidak pernah datang kesini, terakhir ya pas waktu ramai-ramai itu," ujar petugas kemananan kepada Tribun.
Pantauan Tribun, kantor DPP Partai Demokrat mulai bergeliat. Tim pemenangan Agus-Sylvi di tiap kecamatan memberi hasil laporan kepada tim pemenangan.
Menurut Chairul Fuad, anggota tim pemenangan dari Jakarta Timur, dirinya datang untuk memberikan hasil suara yang didapat Agus-Silvy di daerahnya. Menurutnya hasil suara ini dapat dijadikan pertimbangan bagi tim untuk mengalihkan dukungan ke kandidat yang tersisa.
Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan nomor pemilihan satu, Agus-Sylvi, menempati nomor urut terakhir dalam perolehan suara pada Pilkada DKI.
Hasil hitung cepat Litbang Kompas, misalnya, menyebutkan, suara pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, di posisi pertama dengan perolehan 42,87 persen, disusul Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan 39,76 persen.
Sementara itu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni mendapat 17,37 persen.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Roy Suryo mengatakan Partai Demokrat bakal melakukan konsolidasi usai Agus-Sylvi kalah. Mereka akan menentukan sikap terkait Pilkada DKI yang memasuki putaran dua.
"Berikan kami waktu, kami sedang konsolidasi ke dalam untuk menentukan ke depannya," ujar Roy Suryo.
"Toh istilahnya Belanda masih jauh, waktu masih panjang. Pemilihan juga masih ada waktu dua bulanan," kata mantan Menpora ini. (fahdi fahlevi)