TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Koperasi Simpan Pinjam Pandawa Group, Salman Nuryanto blak-blakan mengenai awal mula mewarkan peluang investasi kepada investor.
Saat masih berjualan bubur, ucap Salman, dirinya kerap dititipkan uang.
Uang itu, untuk investasi membentuk koperasi kecil. Yang uangnya dipinjamkan kepada pedagang kecil.
Lambat laun, uang investasi itu ternyata berkembang.
Baca: Puluhan Mobil dan Motor Mewah Mantan Tukang Bubur yang Disita Polisi
Baca: Kisah Bos Pandawa Salman Nuryanto Dari Pedagang Bubur Hingga Koperasi Beromset Triliunan Rupiah
Kemudian, Salman menawarkan terhadap warga yang berniat berinvestasi.
Mulanya itu, dimulai dalam skala kecil dari ngobrol-ngobrol di komunitas tertentu.
"Ngobrol-ngobrol terus ada yang percaya, dan yang enggak. Yang percaya langsung pada ikut (investasi) saja," ujar Salman di Gedung Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis (9/3/2017).
Awalnya, uang investasi yang dikelolanya itu, masih berputar dengan baik.
Tapi, uang investasi yang dipinjamkan kembali ke pedagang kecil ternyata macet.
Banyak pedagang yang sulit ditagih, hingga kemudian uangnya tak berputar untuk dikembalikan ke para investor.
"Pertama awalnya bener. Tapi ke sini enggak bener malah digunakan untuk bayarin anggota (peminjam)," ujar Salman.
Investor ditawarkan bunga 10 persen setiap bulan, jauh lebih tinggi dari bunga deposito yang ditawarkan bank.