News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hasto dan Djarot Apresiasi Film Bid'ah Cinta: Mencerahkan dan Menebar Toleransi

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen DPP PDI Perjuangan dan Calon Wakil Gubernur Djarot Syaiful Hidayat usai menyaksikan Film Bid'ah Cinta.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Djarot Saiful Hidayat mewakili Ketua Umum Megawati Soekarnoputri nonton bareng film Bid'ah Cinta.

Sebuah film yang dinilainya bagus karena mengangkat nilai-nilai toleransi dan bagaimana perjuangan dalam mengatasi perbedaan paham keyakinan.

Sedianya, Megawati dan Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid memang akan nonton bareng film tersebut. Tetapi karena ada suatu kendala, kedua tokoh perempuan Indonesia itu batal hadir untuk nonton bareng.

Selain Hasto dan Djarot, turuh hadir dalam acara nobar di XXI Plaza Indonesia antara lain Ketua Fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto dan Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan.

Hadir juga beberapa pemeran utama film tersebut dengan sutradara film, Nurman Hakim.

"Beliau (Ibu Megawati Soekarnoputri) dapat info film ini bagus, maka sebagai rasa apresiasi beliau mengundang untuk nobar di sini. Tetapi karena mendadak tidak bisa, maka saya mewakili," kata Hasto, dalam konferensi pers seusai nonton, di XXI Plaza Indonesia, Sabtu (25/3/2017) sore.

"Film tadi sangat mencerahkan dan saya melihat ada prinsip yang diperjuangkan, soal toleransi, soal keanekaragaman," ungkap Hasto.

Hasto mengungkapkan, film garapan Nurman Hakim tersebut sangat mencerahkan karena berhasil mengangkat kesejatian nilai-nilai yang digali dari Indonesia, mengangkat soal bagaimana kekuatan budaya dalam menjaga persatuan.

"Jadi kalau kita lihat, sungguh sangat mencerahakn, terharu, ada prinsip yang diperjuangkan yang itu penting untuk menjadi inspirasi bagi masyarakat sekarang ini," ungkapnya.

Calon Wakil Gubernur DKI Djarot Syaifuk Hidayat yang ikut hadir, juga mengapresiasi keberhasilan Nurman Hakim dalam mengangkat film tersebut disaat sekarang ada gejala intoleransi diantara masyarakat.

"Sekarang di sesama kita ada gejala menguatnya radikalisme dan terorisme seperti terjadi di Cilegon. Tapi dengan film ini, semua itu akan kalah dengan cinta," ungkapnya.

Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk bersama-sama menebarkan cinta karena dengan itulah persatuan bisa tetap terjaga.

"Bangsa kita dilahirkan sebagai bangsa Indonesia, yang beragam. Maka, mari kita terus menebar cinta untuk tetap bersatu," ujarnya.

Selaku Dewan Pembina FKUB, yang gencar melakukan berbagai acara untuk proses deradelikasisasi, Djarot melihat film Bid'ah Cinta sangat bagus sebagai satu media yang bisa menjadi inspirasi pemuda dalam menyikapi suatu perbedaan.

Sementara itu, sutradara film Nurman Hakim mengatakan, film ini memotret pandangan atau pemahaman agama yang berbeda di kalangan masyarakat.

"Di film ini kita memotret bagaimana perbedaan itu dikelola dengan indah dan hidup berdampingan sebagaimana warna pelangi, beda tapi indah. Beda tapi enggak jadi potensi konfilk," ungkapnya.

Sebagai gambaran, dalam film Bid'ah Cinta menceritakan bagaimana cinta antara Khalida dan Kamal yang terbentur perbedaah pemahaman keagamaan.

Kedua orang tuanya juga kemudian ikut terlibat dalam ketegangan tersebut, bahkan hingga merembet ke komunitas masyarakat.

Namun pada akhirnya, ada pemahaman dan suatu kesepakatan agar tidak menjadikan perbedaan itu agar tidak menjadi ketegangan dan sepakat untuk saling menghormati.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini