News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Buruh Wanita Ini Ceritakan Kronologis Ditampar Seorang Perwira Polisi di Tangerang

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Jenderal Gerakan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) Emilia Yanti Siahaan yang ditampar oleh Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan Polres Metro Tangerang Kota Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Danu Wijata Subroto.

"Jadi kami tidak ada menuntut perwal. Di tugu Adipura itu, dia bilang, 'itu perwalnya masih berlaku, gugat saja dulu, jadi gak boleh aksi Minggu', itu yang saya tanya, kalau dia Kasat, dia kepolisian, dia aparat hukum, pasti tahu dong, 'mana yang lebih tinggi perwal atau undang-undang?'," ujar Emilia.

Emilia mempertanyakan kepada Danu mengenai kedudukan aturan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Depan Umum dan Perwal Nomor 2 tahun 2017 tentang penyampaian pendapat dimuka umum.

"Hanya sederhana itu, tapi tidak mau jawab, 'bapak tahu tidak mana yang lebih tinggi?' Saya terus mengejar itu. 'Bapak kalau tidak ngerti hukum belajarlah hukum, ngerti enggak lex specialis itu apa? Kalau enggak ngerti hukum belajarlah hukum', saya bilang itu," ujar Emilia.

Namun, menurut keterangan Emilia, Danu tetap enggan menjawab.

Justru melayangkan tangan kanan ke pipi kiri Emilia.

"Dia tidak mau jawab, ketika dia menampar saya, saya bilang, 'eh kamu menampar saya, saya akan laporkan'," ujar Emilia.

Kejadian penamparan yang terekam di kamera milik rekan Emilia dibantah oleh Danu.

Dia berkilah, hanya menghalangi muncratan ludah dari mulut Emilia.

"Kemudian, 'mana saya ada nampar, saya tidak ada nampar kamu, saya hanya mengalangin mulut kamu muncratan ludah kamu'. Karena saya kan terus nyerocos," ujar Emilia.

Emilia terkejut dengan penamparan yang dilayangkan oleh Danu.

Rekan-rekan buruh di sekitarnya, juga panik, bahkan ada yang menangis.

"Anak-anak kecil yang dibawa anggota saya panik. 'Polisinya jahat ya main tampar saja'. Saya cukup kaget, karena itu keras ya. Itu teror ya, tidak etis buat seorang Kasat Intelkam," ujar Emilia.

Atas kejadian itu, dia hendak melaporkannya ke Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Metro Jaya. Selain itu, dia menuntut agar Danu dipecat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini