Bahkan rumput pun juga turut rusak, akibat pada pedagang liar ini berdagang di jalur hijau dan kerap diinjak sejumlah para pengunjung yang ingin jajan.
"Saya sih sudah keempat kalinya ke Taman Kalijodo dan memang menganggu ya keberadaan PKL ini. Sebenarnya sih, kurangnya di Taman Kalijodo ini enggak ada namanya kantin atau semacam tempat makan yang layak lah. Jikalau ada, pasti para PKL itu enggak dagang di jalurnya jogging trek. Saya gimana mau olahraga lari, ya PKL-nya saja nutup jalurnya, Belum lagi kalau pengunjung Taman Kalijodo berkerumun deh pada jajan. Ya mau enggak mau jogging di sepanjang jalan raya saja (Kepanduan II)," papar Aya (28), sebagai pengunjung taman sekaligus warga di Kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara.
Keberadaan PKL liar tersebut, juga dirasakan Nina (31).
Wanita berambut pendek dan tinggal di Kawasan Cengkareng, Jakarta Barat. Ia menjelaskan, keberadaan PKL liar tersebut membuatnya kesal lantaran sering mengotori lingkungan di area Taman Kalijodo.
"Saya waktu itu pernah lihat tukang bakso, buang sisaan kuah bakso itu ke kali atau saluran air atau tempat sampah kek, tetapi malah buangnya ke rumput gitu. Ya bukannya bersih dan enak dipandang Taman Kalijodo ini ya, malah pastinya lama-kelamaan juga jadi jorok.
Habisnya enggak ada petugas sama sekali saat itu. Belum lagi kalau pengunjungnya itu ramai, ya makin ramai juga pedagang itu. Berdagangnnya juga enggak sesuai tempat, tapi dagangnya di jalur pengunjung buat olahraga atau jalan kaki," jelasnya.
Ia berharap keberadaan PKL bisa ditata oleh pemerintah atau Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru, yakni Anies Rasyid Baswedan serta Sandiaga Salahuddin Uno (Sandi Uno).
"Saya harapnya sih Gubernur dan Wakil Gubernur baru nanti bisa menata taman di DKI Jakarta khususnya di Taman Kalijodo itu jadi lebih baik. Terus untuk PKL-PKL di Taman Kalijodo ini harusnya bisa lah diberikan tempat yang layak untuk mereka berdagang. Jangan di tamannya dong mereka berjualan," katanya.
Penulis: Panji Baskhara Ramadhan