Untuk mengerjakan proyek monumental ini, PT Wika mengerahkan 500 orang. "Mereka bekerja 24 jam," ujar Ketut Pasek.
Saat ditanya apa tantangan terbesar dalam melaksanakan proyek ini, Ketut Pasek mengatakan bahwa ini adalah jembatan melengkung 100 persen.
Sehingga box grider yang dipasang satu persatu hingga menyatu menjadi jembatan, harus didesain satu persatu.
"Ini jembatan paling susah yang kami bangun karena bentuknya melengkung seluruhnya. Dari seluruh box girder, tidak ada yang sama. Jadi harus dicetak satu persatu karena bentuknya melengkung," lanjut Ketut Pasek.
Ketut Pasek juga mengatakan,bahwa pembangunan simpang susun ini dilakukan di atas jembatan Semanggi dan di atas jalan Tol Dalam Kota.
"Kendala terberat saat proses pembangunan yakni bagaimana tidak membuat macet jalan Jend Sudirman dan Jl Gatot Subroto yang tak lain jalan protokol Ibukota," jelas Ketut Pasek.
Pembangunan jembatan ini juga menggunakan teknologi kabel strand. Yakni box grider dipasang satu persatu dan dirangkai dengan kabel baja strand. ""Setiap box grider dirangkai dengan 20-38 kabel strand. Cara memasangnya juga harus satu persatu secara seimbang kiri-kanan. Setiap box grider yang dipasang, diikat dengan kabel strand," jelas Ketut Pasek.