TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Dua bola matanya berkaca-kaca. Lingkar matanya membengkak nan memerah.
Begitu raut wajah kesedihan Siti Zubaidah (25), istri almarhum MA (30) saat ditemui Tribun di rumah kontrakannya, Kampung Jati, Desa Cikarang Kota, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (4/8/2017).
Selasa (2/8/2017) lalu, suami Siti, MA, tewas mengenaskan setelah dikeroyok dan dibakar massa karena dituduh mencuri amplifier musala Al-Hidayah di Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Saat Tribun menemui di rumah kontrakannya, jemari tangan Siti juga terus mengepal sembari mencengkram ujung hijab yang dikenakannya.
Sesekali dia memasukkan tangannya ke dalam hijabnya seraya mengusap perutnya.
Yah, istri dari MA yang dikaruniai seorang anak laki-laki usia 4 tahun itu tengah hamil enam bulan.
"Dia masih 'shock' sampai sekarang," ucap Andi, ayah Siti Zubaidah dari depan pagar rumah kontrakan.
Penyebab dan cara kematian MA membuat psikis Siti terguncang. Ia belum bisa terima suami tercintanya tewas dengan cara mengenaskan.
Di sela wawancara, riuh suara obrolan beberapa tetangga terdengar dari luar rumah.
Mereka membicarakan keseharian MA yang dikenal sebagai tukang reparasi perangkat elektronik dan perakit sound system untuk orkes musik dangdut keliling.
Para tetangga menyampaikan, MA terbilang sosok warga yang baik dan religius. Mereka juga mengakui hasil rakitan sound system dari tangan MA terbilang terbaik di kampung itu.
Tumpukan kotak kayu untuk tempat sound system rakitan tampak memenuhi dua kamar rumah kontrakannya yang hanya seluas 8x5 meter persegi.
Siti berusaha menguatkan diri saat Tribun memintanya menceritakan latar belakang dan keseharian keluarganya.
Baca: First Travel Wajib Kembalikan Seluruh Biaya Jemaah Umrah Meski Izinnya Dicabut Kemenag