TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno keluar dari Balai kota DKI untuk menemui massa buruh yang makin berisik di luar pagar Balai Kota, Selasa (31/10/2017).
Sandi keluar mengenakan seragam dinas didampingi Sekda DKI Saefullah dan Deputi KSPI Muhamad Rusdi serta barisan polisi, Satpol PP dan ajudan gubernur.
Selanjutnya Sandi hanya sampai di ujung pagar.
Polisi lalu memarkir mobil bak di ujung pagar, Sandi lalu naik ke atas mobil bak itu dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
Massa buruh bersorak begitu Sandi lebih tinggi dari orang-orang di sekelilingnya.
Baca: Buruh Tagih Janji Anies-Sandi Soal Penetapan UMP
Di luar pagar massa buruh kelihatan berdesakan.
Adapula yang naik ke atas mobil orasi. Sehingga posisinya jadi jauh lebih tinggi dari Sandi.
Massa meminta Sandi keluar dari pagar dan berbicara di mobil orasi milik pendemo.
"Kami cinta Pak Wagub dan kami jamin tak ada sama sekali yang menyentuh Pak Wagub kalau berbicara di atas mobil kami," kata salah seorang massa dengan pengeras suara dari luar pagar.
Sandi tak menjawab dan hanya tersenyum-senyum diatas mobil.
Deputi KSPI, Muhamad Rusdi yang memilih memotong pembicaraan dan menyampaikan maksud Sandiaga menghadapi pendemo.
Rusdi menyebut Sandi hanya keluar untuk mengajak perwakilan pendemo Salat Azhar berjamaah di Masjid Fatahillah.
Setelah itu Sandi turun sambil tersenyum dan pergi meninggalkan pendemo.
Massa buruh berdemo di Balaikota DKI untuk menanti penetapan UMP DKI 2018.
Buruh menginginkan UMP sebesar Rp 3,917 juta dan Sandi berjanji akan menetapkannya sebelum Maghrib.
Penulis: Theo Yonathan Simon Laturiuw