Alhasil, Mashita mengalami luka parah di bagian leher, perut dan pinggul, sampai tewas di lokasi.
Usai melampiaskan amarahnya, AS kembali ke warnet untuk menyimpan celurit dan ke salah satu sekolah dasar yang ada di sana untuk beristirahat.
Baca: Warga Bogor Ini Sudah 20 Tahun Pelihara Buaya di Rumahnya, Begini Ceritanya
"Pas bangun tidur, tersangka pulang ke rumah untuk menyimpan celana dan sweater yang terdapat noda darah korban," jelas Indarto.
Sampai saat ini, kata dia, polisi masih mencari sosok R yang diklaim tersangka sempat cekcok.
Keterangan R diperlukan untuk menguatkan keterangan AS, karena saat diperiksa dia masih dipengaruhi miras.
"Saat ditangkap pun dia masih dipengaruhi miras," terang Indarto.
Kepala Satuan Reskrim Polrestro Bekasi Kota AKBP Dedy Supriadi menambahkan, tersangka suka mengamen di wilayah Kota Bekasi.
Hasil ngamen itu, kata dia, digunakan untuk berpesta miras dengan teman-temannya.
"Saat ditanya pun dia tidak tahu alasan menganiaya korban, tapi saat itu dia kesal karena pria berinisial R sudah tidak ada di lokasi saat dicari," papar Dedy.
Sampai saat ini, kata dia, polisi masih mencari ponsel korban yang hilang dari lokasi kejadian.
Tersangka juga membantah telah menggasak ponsel korban saat Mashita tewas di lokasi.
"Ponselnya masih dicari penyidik, ada empat saksi yang diperiksa dalam kasus ini," ucap Dedy.
Dedy memastikan, tersangka merupakan pelaku tunggal dalam kasus ini.