Dikatakan Abu Bakar bahwa korban ambruknya alat proyek itu seluruhnya berjumlah lima orang. "Jadi gini, korban seluruhnya ada lima orang.
Dua orang meninggal di lokasi, dan dua orang meninggal di rumah sakit saat akan menjalani operasi.
Baca: Penyidik KPK Rasakan Hal-hal Ganjil Saat Geledah Vila Mewah Zumi Zola di Tanjung Jabung Timur
Sedangkan satu orang hanya luka-luka, sudah dibawa ke rumah sakit dan sudah diperbolehkan pulang," katanya.
Menurut Abu Bakar, proyek tersebut memang sedang dalam proses pengerjaan selama 24 jam. Dan informasi yang didapatnya, korban tertimpa reruntuhan besi. "Sepertinya mereka tertimpa lempengan besi," katanya.
Suara keras
Salah seorang warga yang tinggal di dekat tempat kejadian, Iwan (40), mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 05.00. Saat itu ia mendegar suara gemuruh benda jatuh.
Setelah dilakukan pengecekan ternyata benda tersebut berasal dari proyek double-double track PT KAI.
"Saya denger kayak benda jatuh kenceng banget. Awalnya saya juga gak tahu dari mana (asalnya). Setelah cari tahu ternyata dari proyek," kata Iwan saat ditemui, Minggu (4/1).
Rumahnya yang hanya berseberangan kali dari lokasi proyek tersebut membuat dirinya dan beberapa warga kaget dan mencoba melihat ke lokasi. "Rumah saya kan seberangnya jadi denger, suara keras benda jatuh," katanya.
Ambil jenazah
Empat jenazah korban crane kemarin dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Namun paman dari Dani Prasetyo (25), salah satu korban, mengaku bingung saat tiba di Transit Jenazah RS Polri.
"Saya belum tahu mau ngapain, masih bingung. Belum boleh lihat jenazahnya," ujar Tri Haryono, Minggu (4/2) siang.
Tri mengatakan, Dani merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya perempuan dan sudah berkeluarga tinggal di Cikarang.