Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ikhsan Abrianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persiapan pengecoran bekisting pierhead sudah berlangsung sejak Senin (19/2/2018) pukul 21.30 WIB.
Tapi pelaksanaan baru dimulai, Selasa (20/2/2018) pukul 00.30 WIB.
"Sekitar pukul 03.00 WIB tidak ada tanda apa-apa, tetapi coran ambruk," ujar Kirpan, pekerja yang selamat dalam insiden ini.
Baca: Waskita Karya Siap Dievaluasi soal Insiden Tol Becakayu
Lihat juga: BPJS Ketenagakerjaan Bantu Biaya Pengobatan
Ambruknya coran bekisting pierhead di proyek Tol Becakayu, Jalan DI Panjaitan, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, dini hari itu menerjang dan melukai tujuh pekerja.
Semuanya sudah mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia, Cawang.
Ali (60), pemilik warung kopi tak jauh dari lokasi menyaksikan langsung runtuhnya bekisting pierhead dini hari itu.
Baca: Apindo Dorong Pemerintah Investigasi Robohnya Pier Head di Proyek Tol Becakayu
"Waktu isi semen di atas, kata temannya sudah terisi 8 sentimeter, tiba-tiba langsung ambruk. Tapi pelan-pelan ambruknya, enggak langsung jatuh semua," cerita Ali kepada TribunJakarta.com pada Selasa siang.
Jatuhnya coran semen diikuti besi sebagai kerangka menimbulkan suara sangat keras.
"Suara jatuhnya besi keras banget, ngeri pokoknya," Ali menambahkan.
Baca: Tak Disangka Ramalan Tukang Buah Kalimalang 30 Tahun Lalu Soal Tol Becakayu Ini Jadi Kenyataan
Ali turut menyaksikan coran dan besi yang sempat menimpa para korban.
"Jatuhnya pelan-pelan jadi di bawah bisa menghindar, ada satu yang di atas pegangan sama besi, jadi gelantungan begitu dan langsung diselamatin dengan alat berat," beber dia.
Pekerja di proyek Tol Becakayu biasa singgah untuk sarapan di warung Ali.
"Mereka sering sarapan di sini, saya juga sering ketemu orang proyek, yang jadi korban juga pernah sarapan di sini. Saya biasa saja enggak ada firasat apa apa, proyeknya juga lancar saja," ucap Ali.
Tidak beberapa lama setelah robohnya bekisting pierhead polisi datang dan mengamankan lokasi.
Berita ini sudah dimuat di Tribun Jakarta dengan judul: Saksi Mata Ceritakan Detik-detik Ambruknya Bekisting Pierhead: Ada Satu Pekerja Bergelantungan