TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Ratusan siswa SDIT Pondok Duta di Cimanggis, Depok, terkena diare massal serta gejala keracunan hingga muntah-muntah.
Mereka mulai bertumbangan sejak awal Oktober 2018 atau sejak sekitar 2 pekan lalu.
Baca: Siswi SD di Cilacap Meninggal usai Konsumsi Permen Lipstik, 20 Siswa Juga Keracunan di Kendal
Diduga, para siswa terkena diare dan gejala keracunan akibat air dari sekolah.
Diketahui, sejak Agustus lalu pihak sekolah membuat sumur bor baru untuk ketersediaan air di sekolah.
Diduga, air sekolah inilah yang terkontaminasi bakteri air tinja dan mengakibatkan ratusan siswa terkena diare dan gejala keracunan.
Sebab, posisi sumur bor jaraknya cukup dekat dengan septic tank atau tempat pembuangan tinja di sekolah.
Dani (40), salah seorang ortu siswa yang anaknya menjadi korban menuturkan para siswa mulai terkena diare secara hampir bersamaan sejak dua pekan lalu.
"Waktu itu awalnya, ada belasan siswa kelas II yang kena diare dalam beberapa hari. Setelah itu baru ketahuan bahwa banyak siswa lain, mulai dari kelas I sampai kelas VI yang juga kena diare, hampir bersamaan," kata Dani kepada Warta Kota, Rabu (17/10/2018)
Ia mengatakan anaknya yang duduk di kelas IV, mulai tumbang terkena diare pada Jumat (12/10/2018) lalu menyusul siswa lain sebelumnya.
"Dari informasi para ortu siswa, diperkirakan ada 150 siswa lebih yang kena diare dan gejala keracunan. Sampai sekarang, tinggal dua siswa yang masih dirawat di RS Tumbuh Kembang di Kelurahan Tugu, Cimanggis," kata dia.
Menurut Dani, sebelum anaknya terkena diare atau masalah di saluran pencernaan seperti siswa lainnya, sang anak sempat mengatakan ke ibunya bahwa setelah cuci tangan di sekolah, tangan anaknya berbau tidak enak.
"Waktu itu, istri saya kurang memperhatikan karena merasa mungkin saja anak saya habis memegang sesuatu yang berbau tidak enak. Akhirnya istri saya sadar kalau ada masalah di air sekolah, waktu ada ortu siswa lainnya bercerita hal yang sama," kata Dani.
Keyakinan itu semakin diperkuat saat anaknya terkena diare parah sejak Jumat lalu. "Anak saya tidak sampai dirawat inap dan hanya rawat jalan saja. Sampai sekarang kondisinya masih lemah dan belum masuk sekolah," kata Dani.
Menurut Dani, keluarga sangat meyakini anaknya terkena diare karena air dari sekolah saat ia wudhu untuk sholat. "Dan ini terjadi kepada ratusan siswa lainnya," kata dia.