Udin mengaku sebelum kejadian telah melihat Gunung Anak Krakatau berwarna merah pada sore hari.
"Saya ada firasaf yang engga baik, ini kok gunung merah gitu ya. Saya fikir ini ada mau terjadi sesuatu. Saya hiraukan dan berdoa saja supaya tidak terjadi apa-apa," ujarnya.
Ia menambahkan saat itu tidak ada tanda-tanda apa-apa soal Tsunami. Pasalnya, kala itu air lau tenang.
"Engga ada tanda mau tsunami, air laut tenang. Cuman memang disitu Gunung (Anak) Krakatau lagi kenapa tuh, kelihatan merah gitu. dari situ memang ada firasat bakal ada apa gitu," ucapnya.
Ia bersyukur masih diberikan keselamatan dari musibah itu.
"Alhamdulillah saya masih diselamatkan Allah. Ya itu gara-gara cari rokok sama teman-teman selamat dari musibah itu tsunami," paparnya.
Namun nahas, empat dari lima rombongannya yang sedang memancing tewas setelah terkena ombak Tsunami.
Keempat korban yang tewas sebelumnya dinyatakan hilang setelah peristiwa Tsunami. Namun kini keempat jenazah tersebut telah ditemukan.
Empat korban H. Masnadi (42), Nurhasan (32), M Soleh (40) dan Sulaeman (38).
Sedangkan korban selamat bernama Nurdin masih dalam perawatan intensif di RSUD Kota Bekasi karena mengalami luka-luka dan patah tangan.
Empat warga Kota Bekasi yang meninggal itu imakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Prahu di Jalan Melati IV, Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, pada Senin (24/12/2018) sore.