TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Sony Soemarsono (74). seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 157, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi meninggal dunia.
Meninggalnya Sony Soemarsono akibat kelelahan.
Baca: Sandiaga Uno Lakukan Salat Gaib untuk 119 Petugas KPPS yang Meninggal Dunia Saat Bertugas
Kabar duka ini menambah deretan petugas yang meninggal usai pelaksanaan Pemilu 2019 yang digelar pada 17 April 2019 lalu.
Sony meninggal dunia setelah kondisi kesehatannya kian menurun selama beberapa hari terkahir pasca-pencoblosan.
Pria lanjut usia ini menghembuskan nafas terkahir di Rumah Sakit UKI Cawang Jakarta, Selasa (23/4/2019) sekira pukul 20.30 WIB.
Tathie Wardianti, istri Sony mengatakan, suaminya mulai mengalami sakit sejak hari pencoblosan. Kejala tidak nafsu makan terjadi dan membuatnya makin hari makin parah hingga dilarikan ke rumah sakit pada, Senin (22/4).
"Dari pas hari pencoblosan udah sakit, udah enggak mau makan, bapak juga pas hari itu (17/4) udah enggak ikut sampai selesai," kata Tathie, Rabu (24/4/2019).
Sebagai anggota KPPS, aktivitas Sony beberapa minggu sebelum pencoblosan mulai padat. Sebagai ketua RT dia juga bertanggung jawab atas kelancaran proses pemungutan suara di wilayahnya.
"Suami saya ketua RT di sini, sebelum pencoblosan udah sering ikut rapat sampai malam, kelelahan memang dia sampai akhirnya drop, ditambah nafsu makannya menurun," ungkapnya.
Sementara itu Eko, tetangga sekaligus teman sesama KPPS mengatakan, kondisi kesehatan Sony mulai terlihat menurun ketika pas hari pemcoblosan.
Malam sebelum hari pemungutan suara, Sony masih terlihat sehat bahkan sekitar pukul 02.00 WIB masih sempat menjemput logistik ke kantor kelurahan.
"Malam sebelum nyoblos sempet begadang siapin TPS sama ambil logistik sampai jam 4 subuh, paginya jam 6 udah bangun lagi buat pemungutan suara, disitu pak Sony udah mulai drop enggak ikut sampai full penghitungan suara," jelas dia.
Sebagai ketua RT, Sony juga dilingkungan dipandang sebagai sesepuh, dia setiap kali penyelenggaraan pemilu selalu aktif menjadi panitia.
"Beliau udah pengalaman terus tahu banyak soal peraturan-peraturan sama birokrasi, beliau dituakan anggota lainnya umur di bawah beliau semua," kata Eko.