Pasalnya, banyak pula teman-temannya yang ikut aksi di depan Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Walaupun situasi di sekitar asrama saat ini cukup kondusif.
Kini tak lagi dijaga oleh aparat kepolisian seperti yang terjadi sejak 19 Agustus lalu, itu tak kurangi kekhawatiran mereka.
"Memang tidak ada lagi kepolisian yang datang mendadak ke asrama kami. Tapi, jujur saja, kami masih tidak tenang di sini," tutur Gideon.
Pantauan Warta Kota, beberapa mahasiswa terlihat melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Terlihat ada yang bersantai, memasak, hingga asik menonton sebuah prrogram acara di televisi.
Tak ada pihak kepolisian yang mendatangi asrama tersebut.
Meskipun kerusuhan kembali pecah di Deiyai dan Jayapura, sejak Rabu (28/8/2019) kemarin.
Asrama Sempat Didatangi Polisi
Beberapa Asrama Papua yang tersebar di Jabodetabek didatangi pihak kepolisian.
Hal itu terjadi pasca insiden perusakan Bendera Merah Putih di Asrama Mahasiswa Papua, Surabaya, Minggu (18/8) lalu.
Tak terkecuali Asrama Mahasiswa Papua di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Gideon M Adii (21) Ketua Paguyuban Mahasiswa Jabodetabek dan Bandung katakan asrama yang ditempati saat itu sekira 30 itu secara tiba-tiba didatangi polisi pada Minggu kemarin.
"Sempat membuat kami panik. Jadi kemarin jam 11 pagi kami lagi nonton live di televisi aksi spontan yang dilakukan di Jayapura dan Manokwari untuk menanggapi aksi rasis yang dilakukan anggota Polri, Satpol PP dan Ormas rekasioner di Surabaya," ungkap Gideon di lokasi, Selasa (20/8).