Namun penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur belum tahu pasti berapa anak yang jadi korban.
"Kita masih menunggu hasil visum dari para korban di RS Polri Kramat Jati. Tersangka sendiri masih pemeriksaan, tapi dia sudah mengakui perbuatannya," ujarnya.
Perihal dalih yang disampaikan AI ke warga bahwa dia tak melakukan pencabulan karena mengidap diabetes dan ukuran alat vitalnya kecil.
• Heboh Anggaran Pengadaan Lem Aibon Hingga Bolpoin di DKI, Salahkan Sistem Penganggaran Warisan Ahok
• Lem Aibon di APBD DKI Dianggarkan Rp 82,8 miliar: Ini Sederet Anggaran Lainnya yang Jadi Sorotan
• Komplotan Maling Motor Hantui Neglasari, Incar Indekos dan Rumah Warga
Hery menuturkan penyidik akan memastikan kebenaran AI mengidap penyakit yang dikenal membuat pria disfungsi ereksi itu.
"Terlepas dari penyakitnya benar atau tidak pelaku mengaku. Kalau pun dia diabetes bukan berarti dia enggak bisa mencabuli korban. Dia bisa menggunakan tangan atau barang lainnya," tuturnya.
Sebelumnya, Pelayanan Masyarakat RW tempat korban tinggal Bambang Purwanto (55) mengatakan ada tujuh anak yang kompak menyebut jadi korban AI.
Tiga dari tujuh korban yang tercatat sebagai murid kelas 5 SD bahkan menyebut AI sempat melakukan penetrasi melakukan alat vitalnya.
"Tiga korban lain yang usianya lebih tua bilangnya malah pelaku sampai penetrasi alat vitalnya ke alat vital korban. Malah mereka bilang pelaku sampai kencing," kata Bambang, Sabtu (21/10/2019).
Penulis: Bima Putra
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Hasil Visum Korban Pencabulan Oknum Guru Ngaji, Unit PPA Polres Metro Jakarta Timur Irit Bicara