Dikutip dari Tribun Jakarta, Anies mengatakan sistem e-budgetting masih memiliki banyak kelemahan.
"Ini ada problem sistem, yaitu sistem digital tetapi tidak smart. Kalau smart system, dia bisa melakukan pengecekan dan verifikasi," kata Anies, Rabu.
"Ini sistem digital tapi masih mengandalkan manual sehingga kalau ada kegiatan-kegiatan ketika menyusun RKPD di situ diturunkan bentuk kegiatannya," lanjutnya.
Baca: Pemprov DKI Jakarta Umumkan UMP 1 November
Baca: 5 Anggaran Kontroversial DKI Jakarta, Lem Aibon, Pohon Plastik Hingga Instalasi Bambu, Twitter Ramai
Saat ini, Anies mengaku tengah mengupayakan perbaikan sistem lebih canggih.
Anies menargetkan sistem baru ini sudah bisa digunakan tahun depan menggantikan e-Budgeting.
"Sekarang (sistem e-Budgeting) baru mau diperbaiki, sekarang manual. Mudah-mudahan tahun 2020 bisa digunakan," ujar Anies.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Ardito Ramadhan/Ihsanuddin/Jimmy Ramadhan Azhari/Cynthia Lova, TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci)