Fachrul menyampaikan, sebuah toleransi antar umat beragama merupakan kunci dari kerukunan.
"Toleransi dan tenggang rasa secara timbal balik itu adalah kata kunci dari moderasi dan kerukunan beragama di Indonesia," imbuh Fachrul.
Fachrul juga mengajak umat Kristiani menjadikan perayaan Hari Natal ini sebagai pelajaran tentang kebaikan.
Selain itu, ia juga ingin umat Kristiani memahami arti kesederhanaan dengan memberi perhatian kepada kaum yang lemah.
"Dalam suasana Natal ini hendaknya kita memahami arti penting dari peringatan yang secara prinsip mengajarkan tentang kebaikan, kesederhanaan," kata Fachrul Razi.
"Perhatian terhadap kaum lemah, serta hak asasi kepada sesama," lanjut Fachrul.
Ia mengatakan, perayaan Hari Natal ini menjadi bimbingan moral bagi umat Kristiani.
Menurutnya, pelajaran moral yang terkandung yaitu mewujudkan kehidupan damai dan sejahtera.
"Nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Yesus Kristus, diyakini umat Kristiani tersebut merupakan pembimbing moral bagi pemeluknya, untuk terwujudnya kehidupan yang damai dan sejahtera," jelasnya.
Sehingga, Fachrul Razi meminta umat Kristiani bisa mengambil hikmah dalam perayaan Hari Natal ini.
Ia ingin umat Kristiani bisa menciptakan kebersamaan, dan saling pengertian kepada semua orang.
"Melalui semangat Natal pada 2019 ini, hendaknya umat Kristiani dapat mengambil hikmahnya, bagi membangun kebersamaan, saling pengertian, dan hidup harmonis dalam rumah besar bangsa Indonesia," imbuh Fachrul.
(Tribunnews.com/Nuryanti)