TRIBUNNEWS.COM - Banjir besar melanda sejumlah titik di wilayah Jabodetabek di awal tahun 2020.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir yang melanda sejak Rabu (1/1/2020) telah menewaskan 43 jiwa yang tersebar di seluruh wilayah Jabodetabek.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo, berdasarkan data yang dihimpun dari kompilasi data BPBD, Kemenkes, dan Kemensos, melalui rilis resmi di laman BNPB, Jumat (3/1/2020).
Penyebab meninggalnya korban banjir di Jabodetabek pun berbeda-beda, mulai dari hipotermia, terseret arus banjir, hingga tertimbun tanah longsor.
Berikut rincian kasus penyebab meninggalnya korban banjir Jabodetabek yang telah dirinci oleh BNPB:
1. Hilang : 1 orang
2. Hipotermia: 3 orang
3. Terseret Arus Banjir: 17 orang
4. Tersengat Listrik: 5 orang
5. Tertimbun Tanah Longsor: 12 orang
6. Dalam Pendataan: 5 orang
Berdasarkan data yang terhimpun, Kabupaten Bogor menjadi daerah dengan jumlah korban jiwa terbanyak, yaitu 16 korban jiwa.
Bahkan di Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, seorang bocah berusia lima tahun yang bernama Carli meninggal dunia dalam peristiwa ini.
Bocah berusia lima tahun itu meninggal karena terseret arus banjir.