Suasana gang tampak sangat gelap. Sinar matahari seakan tak mampu menerobos ke dalam gang selebar sekitar 1,5 meter tersebut.
Baru 50 meter berjalan di gang tersebut, suasana lokalisasi mulai terasa.
Di kiri-kanan gang, terdapat puluhan kafe dengan cat warna warni.
Kebanyakan kafe berlantai dua, di mana lantai duanya setara dengan rel kereta di atasnya.
Di pintu-pintu kafe, terdapat nama dan sponsor masing-masing.
Beberapa nama yang saya lihat di lantai dasar kafe misalnya Cafe Khayangan dan Salon Gaul.
Sementara di lantai atas atau di pintu-pintu samping rel kereta, tertempel nama kafe seperti Intan dan Warung Remang-remang.
Lantaran masih siang, kafe-kafe tersebut belum memperlihatkan kehidupan gemerlapnya.
Baca: Ketua RT Sebut Cafe di Rawa Bebek Tempat PSK di Bawah Umur Dipekerjakan Pindahan dari Kalijodo
Namun, saya melihat ada sejumlah warga yang duduk dan bersantai di depan kafe-kafe tersebut.
Kebanyakan adalah wanita setengah baya yang lagi-lagi tampak agak terganggu dengan kehadiran wartawan.
Di tengah perjalanan menuju ke ujung gang Royal, seorang wanita menggoda.
"Sayang, sini dong," ajak wanita berambut pendek dan berdaster.
Menurut taksiran saya, usianya sekitar 50 tahun-an itu.
Tak cukup menggoda, wanita tadi juga mencolek perut saya.