TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mami Atun dan Mami Tuti mempekerjakan 10 ABG sebagai pekerja seks komersial (PSK) di Cafe Khayangan di Penjaringan, Jakarta Utara.
Ia ternyata adalah muncikari kawakan yang sudah belasan tahun beroperasi.
Dulunya mereka beroperasi di kawasan pelacuran Kalijodo, Jakarta Utara.
• 660 WNI Jadi Teroris Lintas Batas, Pemerintah Masih Bingung Mau Dipulangkan Atau Tidak
"Dan akhirnya membuka tempat praktik prostitusi di Cafe Khayangan, Rawa Bebek, Penjaringan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (22/1/2020).
Hingga akhirnya, kata Yusri, mereka memperdaya 10 ABG perempuan menjadi PSK di Cafe Khayangan itu.
• Telat Bayar Honor Karyawan Jadi Awal Pemecatan Helmy Yahya oleh Dewan Pengawas TVRI
"Mereka merekrut para anak di bawah umur itu lewat medsos, dengan tawaran kerja di restoran dan bergaji besar. Nyatanya dijadikan PSK," tutur Yusri.
Dari 10 ABG yang diperdaya, kata Yusri, berasal dari Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
"Saat ini masih didalami lagi, apakah ada keterlibatan pihak lain selain 6 tersangka yang sudah kami bekuk ini," ujar Yusri.
• Politikus PDIP Duga Helmy Yahya Dipecat TVRI karena Persaingan Bisnis, Ada Bau Pelanggaran Hukum
Sebelumnya, aparat Subdit 5 Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya membekuk 6 pelaku sindikat trafficking dan eksploitasi anak di bawah umur alias ABG, secara seksual dan ekonomi.
Mereka adalah adalah R alias Mami Atun, A alias Mami Tuti, D alias Febi, TW, A, dan E.
Keenamnya diketahui memaksa dan mempekerjakan 10 anak perempuan untuk melayani hidung belang atau menjadi PSK, di Cafe Khayangan, Jalan Rawa Bebek, RW 13, Penjaringan, Jakarta Utara.
• Dewan Pengawas Bilang Tayangan Liga Inggris Bisa Bikin TVRI Gagal Bayar Seperti Jiwasraya
Keenam pelaku dibekuk di tempat hiburan malam tersebut, Senin (13/1/2020).
Dari sana petugas menyelamatkan 10 ABG berusia 14-18 tahun yang dijadikan PSK.
Mami Atun adalah pemilik kafe bersama Mami Tuti yang berperan sebagai muncikari.
• 5 WNI Diculik Abu Sayyaf Lagi, Mahfud MD: Sampai Kapan Kita Kalah Sama Perompak Begitu?