Menanggapi hal tersebut Sekda DKI Jakarta Saefullah buka suara, di mana dirinya menyebut kemarahan warga ini dipicu oleh pengelola JGC yang hingga kini belum menunaikan kewajiban yang tertuang dalam Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIIPT).
Dalam surat perjanjian itu, disebutkan bahwa pengelola JGC memiliki kewajiban membuat sarana dan prasarana untuk mencegah banjir di sekitar kawasan tersebut.
Baca: Polisi Buru Otak Penyerangan dan Perusakan di Mal AEON Jakarta Garden City
Baca: Kronologi Lengkap Ratusan Warga Mengamuk dan Serang AEON Mall: 1 Orang Diamankan, Ada Penjarahan?
"Salah satunya dengan menuntaskan waduk dengan fasilitasnya pompa dan saluran yang memadai. Itu kewajiban yang tertuang dalam SIPPT," ucapnya, Selasa (25/2/2020).
Selain itu, Saefullah mengaku, pihaknya juga telah memberi masukan kepada pengelola JGC untuk membuat sodetan guna menanggulangi banjir di sekitar kawasan itu.
Nantinya, sodetan itu berfungsi untuk mengalirkan air di sekitar kawasan JGC langsung ke Kanal Banjir Timur (KBT).
Politikus Partai Demokrat Andi Arief: Ini Alarm
Aksi kerusuhan tersebut pun mendapat tanggapan dari Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief.
Dirinya memberikan tanggapan melalui cuitannya di twitter, @AndiArief__.
Andi Arief pun menyenggol pemerintah terkait kerusuhan tersebut, dan menganggap aksi anarkis itu sebagai peringatan.
"Hari ini viral kemarahan warga terhadap AEON mall. Kalau cuma banjir warga tak mungkin melampiaskan kemarahan sedemikian rupa. Ada faktor lain soal tekanan hidup. Ini alarm, pemerintah jangan anggap enteng peristiwa itu. Triger bisa dari mana saja, jika ilalang dimana2 kering," tulis Andi Arief.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)