"Dan apakah dia sumber disalah-salahkan misalnya karena ibunya capek kerja," imbuhnya.
Menurut Tika, segala perlakukan kurang baik dari pihak keluarga bisa membuat NF terbiasa sehingga ia bisa saja memperlakukan orang lain dengan buruk tanpa merasa bersalah.
"Nah itu secara emosional bisa numb, bisa kayak datar dan hilang, jadi yang dia lakukan sudah enggak bermasalah lagi bermakna atau enggak," ujar Tika.
Melihat pihak keluarga kemungkinan berperan besar, Tika menyarankan pihak kepolisian untuk melibatkan psikolog, bukan psikiater.
Bagi Tika, psikolog lebih cocok untuk menyelidiki kondisi NF di rumahnya secara menyeluruh.
"Di rumah asal muasalnya, makanya Pak Polisi tolong jangan psikiater tapi psikolog dilibatkan," ujar Tika.
"Karena harus lebih banyak lihat di lapangan dan observasinya harus lebih menyeluruh," sambungnya.
Berikut video lengkapnya:
NF Terinspirasi Film Horor
Dikutip dari Kompas.com, tindakan keji NF ternyata terinspirasi dari film horor yang menunjukkan sadisme.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.
Yusri mengatakan, NF kerap menonton salah satu film horor, yakni Chucky yang mengisahkan tentang boneka pembunuh dan populer pada tahun 1980-an.
"Tersangka ini sering menonton film horor, salah satunya Chucky."
"Dia senang menonton film horor itu memang hobinya itu," ungkap Yusri.