News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siswi SMP Bunuh Bocah

Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun karena Terinspirasi Film Horor, Ini Penjelasan KPAI dan Psikolog

Penulis: Nuryanti
Editor: bunga pradipta p
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo memperlihatkan buku catatan pelaku pembunuhan bocah 5 tahun di Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020).

TRIBUNNEWS.COM - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti menanggapi soal pembunuhan bocah berusia 6 tahun oleh remaja berinisial NF (15) di Jakarta Pusat.

Pembunuhan tersebut diketahui karena terinspirasi film horor dan sadis yang sering ditonton oleh pelaku.

Retno mengatakan, adegan dalam sebuah film bisa memengaruhi perilaku anak-anak yang memang mempunyai sifat peniru.

"Anak adalah peniru ulung dari apa yang dia lihat langsung di lingkungannya atau dia lihat melalui tayangan di televisi dan film," kata Retno, dikutip dari Kompas.com, Minggu (8/3/2020).

Menurut Retno, ada faktor lain yang mendasari pelaku tega untuk membunuh tetangganya tersebut.

Sehingga, tidak sepenuhnya motif pembunuhan didasari oleh film yang pernah ditonton.

"Meskipun dampak tayangan tersebut bukanlah faktor tunggal, bisa saja ada faktor lain yang memicu perilaku tersangka," ungkapnya.

Baca: Sederet Perilaku Tak Lazim ABG Pembunuh Bocah 6 Tahun, Mulai dari Tusuk Kodok hingga Lempar Kucing

Baca: Retno Listyarti Soroti Film Chucky soal Kasus ABG Bunuh Bocah: Meniru yang Mereka Anggap Keren

Ia kemudian meminta adanya pengawasan dari orang tua terkait tontonan dari anaknya.

"Di sinilah pentingnya para orang tua untuk melakukan pendampingan dan pengawasan terhadap apa yang ditonton anak-anak mereka, baik melalui televisi maupun aplikasi YouTube."

"Mengingat mayoritas anak sudah memiliki telepon genggam," jelas Retno.

Komisioner KPAI Retno Listyarti (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Kata Psikolog

Sementara itu, psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani mengatakan, kemungkinan pelaku yang membunuh bocah 6 tahun tersebut mengalami gangguan kejiwaan.

Namun, semua itu bisa diketahui setelah adanya pemeriksaan kejiwaan pada pelaku.

"Mungkin bisa dilakukan pemeriksaan, sebetulnya dia mengalami gangguan apa," ujar Anna, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (7/3/2020).

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini