Sanur (55), salah satu penggali kubur di TPU Tegal Alur, mengiyakan ucapan Asep.
"Dalamnya dua meter lebih untuk lebih meminimalkan virus, meski sebenarnya jenazah juga sudah aman karena dimasukin peti dan dilapisi plastik," ucap Sanur.
Baca: Bahan Alami Curcumin Berkhasiat Tingkatkan Imunitas Tubuh, Tapi Bukan Obat untuk Covid-19
"Kalau panjangnya juga dua meter lebih, kalau lebarnya semeter karena ngikutin ukuran peti," ia menambahkan.
Sejumlah liang kubur sudah disiapkan petugas di area Blok AA I, karena tidak pernah tahu berapa jenazah yang datang dan dimakamkan hari itu.
TPU Tegal Alur menerima pemakaman untuk jenazah pasien Covid-19 sejak Jumat (20/3/2020).
"Setiap hari kita gali karena ada terus jenazah yang datang untuk dimakamin," cerita Sanur.
Makam jenazah pasien corona berjejer di satu area, hanya gundukan tanah tanpa nisan. Ada tidaknya nisan, sambung Sanur, tergantung kesepakatan dengan ahli waris atau keluarga.
"Dari Dinas kita terima hanya jenazah saja yang sudah dimasukkan ke dalam peti dan dibungkus plastik," terang dia.
Sampai Jumat sore, ada tujuh liang kubur yang sudah diselesakan Sanur dan teman-temannya sesama penggali kubur.
Lillahi Ta'ala
Gubuk sederhana di area makam Blok AA I jadi tempat petugas TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, menunggu panggilan tugas.
Sudah sepekan ini, mereka lebih sibuk dibanding biasanya dan sudah tahu tugas masing-masing.
Rasa takut juga menghinggapi para penggali kubur yang memakamkan jenazah pasien Covid-19, tapi mereka serahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Rasa takut pasti ada, tapi kita Lillahi taala karena ini bagian dari tugas," kata Sanur.
Ia mengakui punya tugas baru, tak hanya menggali kubur tapi juga memakamkan jenazah korban virus corona atau Covid-19.
Sanur membenarkan setiap harinya jumlah korban corona yang dimakamkan di TPU Tegal Alur kian bertambah.
Di sela waktu ketika tak ada jenazah yang datang, para petugas makam memanfaatkan untuk menggali liang lahat sebanyak mungkin.
Kedalaman lubang untuk jenazah korban corona lebih dalam dibanding jenazah umum untuk lebih aman.
Kendati sebenarnya Sanur memastikan jenazah yang dimakamkan sangat kecil kemungkinannya untuk menularkan virus.
Sebab, SOP yang diterapkan sangat ketat. Jenazah sudah dimasukan ke dalam peti dan dilapisi plastik.
Area makam juga disemprot disinfektan saat jenazah tiba dan selesai pemakaman.
Sedangkan untuk petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa jas hujan plastik, masker, sarung tangan dan sepatu boots.
Asep menambahkan penjelasan rekan kerjanya itu.
Setiap harinya sebelum pulang ke rumah, ia terlebih dahulu berganti pakaian.
Setibanya di rumah, pakaian bekas ia bekerja langsung direndam.
Sedangkan jas hujan plastik serta sarung tangan plastik yang ia kenakan saat memakamkan jenazah langsung dibakarnya.
Sebab, keduanya hanya untuk sekali pakai.
"Saya juga langsung mandi. Setelah bersih baru ketemu keluarga karena ngeri juga namanya ada anak istri di rumah," kata Asep.
Baik Sanur dan Asep terus berharap agar tak semakin banyak korban corona yang meninggal serta wabah ini segera berakhir.
"Semoga aja virus ini segera berakhir dan kita semua bisa sehat," ucap Asep.
Artikel ini tayang di Tribun Jakarta dengan judul https://jakarta.tribunnews.com/2020/04/05/satu-pemakaman-jenazah-covid-19-butuh-15-menit-ambulans-sampai-antre-di-tpu-tegal-alur