Paling tidak untuk satu tahun ke depan dia tidak perlu membayar cicilan mobil karena pihak leasing memberikan keringanan penundaan pembayaran sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Cicilan mobil saya sebenarnya tinggal setahun lagi, tapi setahun ini saya diberikan keringanan penundaan pembayaran cicilan dari leasing. Jadi lumayan lah saya ngga perlu memikirkan untuk membayar cicilan setahun ke depan. Tapi ya jatuhnya cicilan mobil saya baru lunas 2 tahun lagi," kata Saipul.
Baca: Siti Badriah dan Suami Belum Berencana Bayi Tabung
Pihak perusahaan pun menurut Saipul menanggung semua alat pelindung diri (APD) para mitra taksi online seperti masker, hand sanitizer termasuk juga disinfektan sesuai dengan imbauan pemerintah.
Bahkan semua mitra sopir taksi online diminta perusahaan mengikuti imbauan pemerintah untuk selalu rajin mendisinfeksi kendaraannya setiap kali selesai mengantar dan menurunkan penumpang.
"Alhamdulilah perusahaan kita memfasilitasi APD dan kita selalu diingatkan untuk menjaga kebersihan kendaraan. Jadi setiap menurunkan penumpang, ini mobil saya semprot dulu dengan disinfektan," ujarnya.
Kondisi yang tidak jauh berbeda juga dialami oleh Ahmad Faridi.
Ahmad yang tinggal di Tangerang ini mencari peruntungan hingga ke wilayah Jakarta Selatan karena di tempat tinggalnya juga sepi penumpang akibat penerapan PSBB.
Baca: Sejarah Peringatan Hari Kartini Hingga Perilisan Buku Habis Gelap Terbitlah Terang
"Kadang kita sudah berjam-jam nunggu eh ngga ada orderan yang masuk. Kalau mau keliling boros bensin, jadi ya paling menunggu aja di satu tempat sampai ada orderan masuk," kata Ahmad Faridi.
Bahkan Ahmad Faridi mengaku pernah dia menunggu hingga berjam-jam baru dapat orderan penumpang.
Tapi berbeda dengan Saipul yang mendapat penangguhan pembayaran cicilan mobil hingga setahun, Ahmad Faridi hanya mendapat penangguhan selama 3 bulan saja dari bank tempat dia mengambil kredit kendaraan.
Pusat Perbelanjaan Sepi Pengunjung
Sementara itu pantauan Tribunnews di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan nampak sepi.
Hanya beberapa gerai saja yang masih buka utamanya restoran ataupun gerai yang menjual makanan.
Namun itupun sepi pembeli karena masyarakat dilarang untuk makan di tempat. Warga hanya boleh membeli makanan untuk dibawa pulang atau melalui layanan pesan antar.
Baca: Tanggapan Bupati Gresik Hadapi PSBB sebagai Wilayah Penyangga Surabaya