TRIBUNNEWS.COM - Penutupan restoran cepat saji McDonald's di Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu (10/5/2020) pukul 22.00 WIB menuai kritikan.
Lantaran memicu kerumunan massa di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang masih diterapkan.
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak mengkritik manajemen McDonald's Sarinah atas terjadinya pelanggaran PSBB.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Rabu (13/5/2020).
Baca: FAKTA Massa Berkumpul di Penutupan McD Sarinah, Foto untuk Kenang-kenangan, Pengelola Dapat Teguran
Baca: Lihat Video Warga Berkerumun saat Penutupan McD Sarinah, Anji : Kenapa Polri Mengizinkan ?
Gilbert Simanjuntak berharap tidak ada kasus baru virus corona (Covid-19) di Indonesia.
"Kita tidak berharap hal ini terjadi karena kita tahu kasus yang dari Depok dulu hanya dalam waktu beberapa hari, dari dua menjadi se-Indonesia," papar Gilbert.
"Kita sangat menghindari timbulnya gelombang kedua infeksi Covid di Indonesia," sambungnya.
Gilbert juga mengatakan, seluruh masyarakat seharusnya mematuhi PSBB selama belum dilonggarkan dan masih diberlakukan.
"Sehingga kerumunan pun seharusnya tidak terjadi," ujar Gilbert.
Baca: Saat PSBB, Ratusan Pengunjung Justru Padati Gerai McD Sarinah Hingga Antrean Mengular
Baca: Ratusan Orang Saksikan McD Ditutup Saat PSBB Tuai Kritikan: Semoga Tak Ada Cluster Sarinah
Gilbert juga menyebut, pihak manajemen McDonald's Sarinah seharusnya dari awal sudah mengantisipasi dengan adanya kerumunan massa.
"Waktu mengadakan penutupan, mereka harus sudah mengantisipasi dengan banyaknya orang yang datang, dari awal dibubarkan," jelasnya.
"Jangan malah didiamkan seakan-akan mau menunjukkan sesuatu, seakan-akan ini event yang harus dibesar-besarkan," ucap Gilbert.
Ia menambahkan, banyaknya orang yang berkumpul di McDonald's Sarinah bisa berdampak penyebaran virus corona semakin meluas.
"Karena ini dampaknya bukan cuma buat McDonald's saja penduduk se-Indonesia bisa kena," kata Gilbert Simanjuntak.