TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah mengumumkan terkait pelaksanaan PSBB di Jakarta selama dua pekan ke depan mulao besok Senin (14/9/2020), Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan akan meningkatkan tracing atau pelacakan secara masif.
Hal itu menyusul dengan meningkatkanya jumlah kasus aktif di DKI Jakarta selama 12 hari terakhir atau sejak awal September 2020.
"Bahkan ke depan, dua pekan ini, khusus tracing akan dilakukan peningkatan secara sangat signifikan," kata Anies saat konferensi pers yang disiarkan secara langsung di kanal Youtube resmi Pemprov DKI Jakarta pada Minggu (13/9/2020).
Selain itu, Anies menjelaskan kegiatan testing di Jakarta juga telah dilakukan secara masif.
Baca: Gubernur Anies Baswedan Umumkan Penerapan PSBB di Jakarta Dua Pekan Ke Depan
Hal itu karena kebijakan Pemprov DKI Jakarta adalah mendeteksi kasus-kasus positif covid seawal mungkin sehingga mereka yang terpapar bisa melakukan isolasi agar tidak menularkan pada yang lain.
Di sisi lain, kata Anies, bila yang terpapar memiliki penyakit komorbid atau penyakit bawaan, atau lanjut usia yang beresiko maka bisa dilakukan isolasi di fasilias-fasilitas kesehatan Pemprov DKI Jakarta.
Anies menjelaskan di seluruh Indonesia sudah dilakukan tes PCR sebanyak 1,49 juta dan Jakarta melakukan 732 ribu lebih dari seluruh jumlah orang tes di Indonesia.
Masifnya tes yang dilakukan tersebut, kata Anies, dalam rangka menyelamatkan warga Jakarta.
"Jadi kalau dihitung dengan standard yang diharuskan di WHO, di Jakarta ini sudah dilakukan pengetesan lebih dari empat kali lipat standard WHO dan kita akan terus tingkatkan testing," kata Anies.
Sebelumnya Anies mengumumkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama dua pekan ke depan terhitung mulai besok Senin (14/9/2020).
Anies mengatakan penerapan PSBB tersebut berdasarkan meningkatkanya kasus aktif covid-19 selama 12 hari terakhir yakni sejak 1 September 2020.
Anies mengatakan peningkatan tersebut terjadi sebesar 49 persen dibandingkan dengan akhir Agustus.
Padahal, kata Anies, pada Agustus kasus aktif tersebut menurun.
Memasuki September sampai tanggal 11 September 2020 kemarin, kata Anies, bertambah sebesar 3.864 kasus atau sekitar 49 persen dibandingkan dengan akhir Agustus.