Kemudian pria itu kepada keluarga yang menyaksikan prosesi penguburan jenazah Covid-19 dari kejauhan.
Pemulasaraan jenazah dilanjutkan empat orang penggali kubur TPU Pondok Rangon.
Peti diletakkan di atas papan, lalu diturunkan menggunakan tali tambang. Liang lahat ditutup dengan tanah merah, penanda prosesi pemakaman telah berakhir.
Mereka kemudian disemprot cairan disinfektan sebelum istirahat.
Baca: Anies Siapkan 2 Hektare Lahan untuk Jenazah Covid-19 di TPU Tegal Alur, Bisa Tampung 6000 Makam
Para penggali kubur di TPU Pondok Rangon tidak mengenakan APD.
Bersentuhan langsung dengan jenazah Covid-19, mereka hanya mengenakan baju tugas bertuliskan Petugas Jasa Layanan Perorangan (PJLP) TPU Pondok Rangon.
Pengurus TPU Pondok Rangon Marton Sinaga enggan berkomentar terkait para penggali kubur yang tidak mengenakan APD.
"Saya tidak bisa bicara, nanti kena 'semprot,'" ucap Marton saat ditemui Tribun.
Terkait ketersediaan lahan kubur jenazah Covid-19 yang dikabarkan semakin sedikit, Marton enggan menanggapi.
Marton kemudian menyarankan meminta data terkait ketersediaan lahan kubur jenazah Covid-19 kepada Dinas Pertanahan dan Hutan Kota DKI Jakarta.
Menurut data yang berhasil dihimpun, ketersediaan lahan kubur jenazah Covid-19 di TPU Pondok Rangon diprediksi habis dua bulan ke depan atau pada bulan November 2020.
Kuburan jenazah Covid-19 di TPU Pondok Rangon tersisa untuk 1.000 jenazah.
Hal itu berdasarkan rata-rata jenazah yang dikuburkan pada bulan Agustus - September 2020. Per hari, jumlah jenazah Covid-19 yang dikebumikan di TPU Pondok Rangon lebih dari 30 jenazah.
"Yang paling banyak itu Kamis kemarin, itu ada 40 jenazah (Covid-19) yang dikubur di sini," ucap seorang pedagang di TPU Pondok Rangon.