Pondasi atap rumah bagian belakang mereka langsung turut ambruk ke bawah.
Brek!! begitu suara reruntuhan yang terdengar Ade.
Ia panik saat tahu rumahnya mendadak porak poranda.
Anaknya berteriak meminta pertolongannya. Begitu juga keponakannya. Ade melihat mereka dalam kondisi selamat.
Namun, suara istrinya yang sesaat sebelum kejadian sedang berbincang dengan keponakannya, tak lagi terdengar.
"Istri saya lagi mengaduk-aduk nasi mau mempersiapkan makan malam di ruang tengah. Begitu kejadian, suara brek terdengar. Saya sudah tidak mendengar lagi suara istri saya," ujarnya kepada TribunJakarta.com pada Senin (12/11/2020).
Tanpa pikir panjang, Ade langsung mencari keberadaan Wudiar di tengah lautan reruntuhan bangunan.
Namun, pencarian kian sulit karena air dari Kali Setu yang tersumbat puing meluap dan langsung menegalir ke dalam rumahnya.
"Saya ubek-ubek di ruang tengah. Sampai saya enggak sengaja minum air kali yang masuk. Saya sempat angkat tembok yang jatuh tapi enggak ketemu," bebernya.
Tidak sampai hitungan menit, luapan air kali tiba-tiba sudah mencapai sekira dengkulnya.
Ade kesulitan mencari istrinya seiring dengan air yang mengalir masuk ke rumahnya itu.
Keluar Lewat Jendela
Ia pun memilih untuk lebih dulu menyelamatkan anak dan dua keponakannya keluar.
Namun, pintu rumah terhalang tembok bangunan.