Selama tiga tahun, Arianti dijauhkan oleh anak-anaknya.
Ia tak diperkenankan bertemu dengan anak-anaknya.
Tanpa mengenal lelah, ia terus mencari tahu keberadaan anak-anaknya.
Meminta bantuan dari pihak kepolisian hingga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pun pernah dilakoni demi bertemu ketiga buah hatinya.
Baca juga: Viral Pemotor Nekat Lewati Jalan yang Sedang Dicor, Motornya Terjebak Tak Bisa Ditarik
"Jadi pada tahun 2011 anak-anak saya pernah dibawa dia. Saya enggak tahu dibawa kemana. Sudah cari sana sini, sampai pas ketemu keadaannya memprihatinkan hingga ada bekas siraman air panas di tubuh kakaknya Noval, Okta," jelasnya.
"Akhirnya saya minta bantuan Polres Bogor karena waktu itu anak saya tinggal sama bapaknya dan istri barunya di Cilodong. Didampingi KPAI juga, kita melihat keadaan anak saya. Ya Allah di situ benar-benar memprihatinkan sekali," sambungnya.
Berbuah manis, sepekan kemudian ketiga anaknya dikembalikan oleh mantan suaminya dan diurus oleh dirinya.
Meski sempat menikah lagi dengan lelaki lain, sayangnya biduk rumah tangga Aprianti kembali tak berjalan mulus.
Mantan suami keduanya pun hanya bisa menafkahi ia dan keluarga semampu yang dirinya bisa.
Hingga akhirnya di tahun 2017, Aprianti dan anak-anaknya berdiskusi perihal keberlangsungan hidup mereka.
Ia menceritakan kondisi dan keadaannya saat itu kepada si sulung Okta (17) dan Noval.
Alhasil keputusan didapat dan mereka sepakat untuk mengadu nasib dengan berdagang donat.
Dibeli dari pabriknya, donat tersebut dijual oleh Okta, Noval dan Apriani keliling Jagakarsa dengan harga satuan Rp 3 ribu.
Baca juga: 2 Bocah Tewas Tenggelam saat Renang di Kolam Rumah Daerah Jagakarsa, Ayah Sempat Peringatkan
"Akhirnya setelah melewati banyak ujian, saya kerja banting tulang demi anak-anak supaya mereka sekolah. Karena selama dibawa ayahnya enggak sekolah. Tapi kan semua itu butuh biaya, jadi saya jualan donat pakai troli keliling bareng anak-anak,"