Belum lagi, saat ini adalah era keterbukaan, dimana media sosial dengan para netizennya ada di mana-mana guna memberikan informasi ke masyarakat tanpa ditutup-tutupi.
Sehingga, lanjut Sahat, sekecil apa pun rahasia yang disimpan tentu pasti kelak akan terkuak.
"Di era sekarang, apabila ada rekayasa atau kebohongan pun, saya kira nantinya akan terbongkar dengan sendirinya," kata Sahat.
Di sisi lain, Sahat juga meminta polisi memperkuat bukti-bukti lainnya seperti dengan menghadirkan rekaman CCTV di jalan tol saat kejadian atau mungkin rekaman video amatir melalui ponsel.
Dia menegaskan bukti-bukti ini penting dimunculkan sejak dini atau sebelum persidangan, sebagai antisipasi upaya-upaya penggiringan opini publik ke arah yang negatif.
Dengan demikian, keraguan masyarakat dan pihak-pihak yang skeptis lainnya akan sirna seketika.
"Juga bisa dengan cara penelusuran atau pembuktian bahwa laskar khusus tersebut memang memiliki senjata api itu. Ini juga menjawab pertanyaan publik apa mungkin mereka memiliki senjata api, mungkin kalau senjata tajam masih masuk akal," kata Sahat.
"Bisa juga polisi membuktikan jika memang kendaraannya benar ditabrak atau dipepet, itu kan bukti penyerangan juga. Kalau soal menguntit itu hal biasa, penegak hukum diberikan kewenangan untuk itu. Sehingga akhirnya seluruh pertanyaan publik bisa terjawab dan apa yang dilakukan petugas bisa dipertanggungjawabkan," pungkasnya.