News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Kedelai Melambung, Pelaku Usaha Tempe di Ciputat Sepakat Naikkan Harga Jual Mulai Senin

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Produksi tempe di Kampung Tempe, Ciputat, Tangsel, Sabtu (2/1/2021). Kenaikan harga kedelai memukul para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang memproduksi tempe di Kampung Tempe, Jalan Wahid, Ciputat, Tangsel.

“Kemendag terus mendukung industri tahu tempe Indonesia. Dengan penyesuaian harga, diharapkan masyarakat akan tetap dapat mengonsumsi tahu dan tempe yang diproduksi oleh perajin,” ujar Suhanto dalam keterangan resminya, Jumat (1/1/2021).

Baca juga: Enam Video Terkait Kemanusiaan dan Lingkungan Hidup Raih Penghargaan

Suhanto menyebutkan, berdasarkan data Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo), saat ini para importir selalu menyediakan stok kedelai di gudang sekitar 450.000 ton.

Sedangkan kebutuhan kedelai untuk para anggota Gakoptindo diperkirakan sebesar 150.000-160.000 ton per bulan.

"Maka stok kedelai tersebut seharusnya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan 2-3 bulan mendatang," kata dia.

Suhanto mengatakan, pada Desember 2020, harga kedelai dunia tercatat sebesar 12,95 dollar AS per bushels, naik 9 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat 11,92 dollar AS per bushels.

Berdasarkan data The Food and Agriculture Organization (FAO), harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 tercatat sebesar 461 dollar AS per ton, naik 6 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 435 dollar AS per ton.

Ia menambahkan, faktor utama penyebab kenaikan harga kedelai dunia diakibatkan lonjakan permintaan kedelai dari China ke Amerika Serikat (AS).

China sendiri merupakan negara eksportir kedelai terbesar dunia.

Pada Desember 2020 permintaan kedelai China naik 2 kali lipat, yaitu dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton.

Hal ini mengakibatkan berkurangnya kontainer di beberapa pelabuhan AS, seperti di Los Angeles, Long Beach, dan Savannah sehingga terjadi hambatan pasokan terhadap negara importir kedelai lain termasuk Indonesia.

"Untuk itu perlu dilakukan antisipasi pasokan kedelai oleh para importir karena stok saat ini tidak dapat segera ditambah mengingat kondisi harga dunia dan pengapalan yang terbatas," kata Suhanto.

"Penyesuaian harga dimaksud secara psikologis diperkirakan akan berdampak pada harga di tingkat importir pada Desember 2020 sampai beberapa bulan mendatang,” tambah dia.

Suhanto pun berharap, para importir yang masih memiliki stok kedelai untuk dapat terus memasok secara kontinu kepada perajin tahu dan tempe anggota Gakoptindo dengan tidak menaikan harga.

"Kami mengapresiasi para anggota Gakoptindo yang tetap berproduksi dan telah membantu masyarakat dengan terus memasok tahu dan tempe untuk kebutuhan gizi terjangkau di saat pandemi ini,” tutup dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemendag Sebut Stok Kedelai untuk Industri Tahu dan Tempe Cukup "

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Kedelai Meroket, Pelaku Usaha Tempe di Ciputat Sepakat Naikan Harga Jual Pada Senin

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini