"Berdasarkan informasi yang diterima dari keluarga terutama ibu dan adik saya, Vika. Alhamarhum pulang bekerja pada Rabu sekitar pukul 15.30 WIB.
Dia cerita baru melaksanakan vaksin.
Selain bercerita tentang vaksin dia bercerita keluhan yang dia rasakan saat itu.
Baca juga: Potret Beragam Spanduk Warga Tolak Pemudik Tanpa Swab dan Isolasi Madiri di Jabotabek
Dia merasakan sakit kepala yang luar biasa, badan sekujur tubuh, sekujur tulangnya itu berasa linu sakit dan dia mengalami demam tinggi," jelas Viki di Jakarta Timur, Senin (10/5/2021).
Lantaran tak kunjung membaik, jelas Viki, adiknya tak bisa tidur dan ditawari obat warung oleh ibunya.
Namun, Trio menolak tawaran tersebut dan sempat mengajak untuk berobat ke klinik terdekat.
"Dia sempat ngelantur, ya mungkin karena demam yang tinggi ya. Dia bilang bahwa sudah ditunggu neneknya. Terus gak bisa tidur, mencoba menghubungi temannya untuk dianter ke dokter.
"Minta anter kakaknya, Vika atas saran orang tua saya juga. Namun Vika berhalangan dan paginya baru ke klinik," lanjutnya.
Baca juga: 22.736 Perusahaan Telah Daftar Vaksinasi Gotong Royong
Sebelum ke klinik, Trio sempat melaksanakan sahur dan berbalas pesan ke rekan kerjanya.
Namun, menjelang siang dirinya sempat kejang dan segera dilarikan ke klinik namun nyawanya tak tertolong.
"Kemudian disarankan ke RS besar. Kemudian kamis siang sudah dinyatakan meninggal. Saya tanya apa jenis vaksinnya AstraZeneca," ucap Viki.
"Keluhan lain sebelum divaksin? enggak ada. Dia menjalani aktivitas kerja, hobinya. Hari Minggunya masih ikut lomba burung dengan teman-temannya dan keluarga tidak menemukan riwayat sakit keras selama hidup almarhum," tambahnya. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJakarta.com)