Sedangkan untuk kelas 1, Yuliati tidak menyebutkan prosentase, namun jumlahnya cukup banyak.
Hal itu lantaran banyak siswa kelas 1 yang sebelumnya tidak sekolah Taman Kanak-kanak (TK).
Pun bagi yang sekolah TK, pembelajaran juga tidak maksimal karena dilalakukan secara online. Hal itu tidak menjamin siswa bisa membaca.
"Kalau kelas 1 memang baru belajar. Tapi kalau dia dari TK bisa baca. Cuma kan ini kebanyakan enggak dari TK. Iya kelas 1 mayoritas (enggak bisa baca)," kata Yuliati.
Hal yang sama diutarakan Nina Sri Hastuti, guru Bahasa Inggris di SDN Pondok Cabe Ilir 02, Pamulang.
Nina mengatakan, dari sekira 100-an siswa kelas 1, 90% di antaranya belum bisa baca.
"Terus kelas 1 sekarang, hampir 90% tidak bisa baca. Kalau tahun kemarin masih mending ya, adalah 70% sudah bisa baca."
"'Susah benar, enggak ada yang bisa baca' karena TK juga enggak sekolah kan, langsung SD," kata Nina.
Sementara, untuk kelas 2, Nina tidak menyebutkan jumlah siswa, namun menurutnya jumlah siswanya yang belum bisa baca cukup banyak.
"Kendalanya nih yang kelas 2, banyak yang belum bisa baca karena kemarin setahun kelas 1-nya enggak ada tatap muka, susah," pungkasnya.