"Dari teman-teman yang berangkat, iuran organisasi secara sukarela," terang Fakhrul Firdausi, Presiden BEM Unsoed kepada Kompas.TV, Minggu (26/9/2021).
"Dana kami prioritaskan untuk kebutuhan transportasi dan akomodasi," tambahnya.
Tak hanya Fakhrul dan teman-temannya, Joji Kuswanto, mahasiswa Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur, juga datag ke Jakarta dengan biaya sendiri.
Joji bersama tiga temannya membeli tiket pesawat yang harganya berkisar 700 hingga 1 juta untuk perjalanan menuju Jakarta dengan isi kantong pribadi.
"Keinginan pribadi. Merasa resah sama keadaan KPK yang makin hari makin jatuh dan perlahan tambah buruk," tegas Joji.
Para mahasiswa dari daerah tersebut berkumpul di Jakarta dan akan melakukan demo di Gedung Merah Putih setelah resah dengan pelemahan KPK.
Termasuk, dengan adanya pemecatan 57 pegawai KPK dengan prosedur tes wawasan kebangsaan (TWK) yang menurut mereka "abal-abal".
Zakky menegaskan, demo yang akan dilangsungkan hari ini dan diikuti mahasiswa dari berbagai daerah sudah melalui pembacaan dan pertimbangan matang.
Terlebih, setelah Presiden Joko Widodo lepas tangan soal nasib 57 pegawai KPK tersebut.
Menurut Zakky, TWK dibuat dengan sangat terburu-buru dan mengincar pegawai KPK yang punya integritas tinggi terhadap lembaga antirasuah itu.
"Kami minta kepada Presiden Jokowi utuk segera mengambil sikap dan berpihak kepada 57 pegawai KPK itu," jelasnya.
BEM SI menilai, janji Jokowi terkait penguatan KPK tak ubahnya sebagai lip service belaka.
Buktinya, Jokowi membiarkan 57 pegawai KPK dipecat melalui prosedur TWK yang prosesnya abal-abal dan terbukti melanggar HAM, seperti temuan KOMNAS HAM.
"Presiden Jokowi yg tidak kunjung membuktikan janjinya untuk memperkuat KPK. Sampai kita ultimatum pun beliau masih tidak bergeming," kata Fakhrul.