Alasan penyidik Polres Metro Jakarta Timur menolak lantaran korban tidak membawa surat kendaraan bermotor yaitu BPKB.
Erwin mengaku sempat berdebat dengan penyidik, agar lebih dahulu menerima laporan keponakannya karena memang menjadi korban begal.
"Sempat saya mau pulang, terus saya coba telepon Kasat Reskrimnya Kompol Indra Tarigan, terus sama pak Kasatnya disuruh balik lagi agar membuat laporan," kata dia.
Baca juga: Kakek Penjual Obat Kuat di Jodoh Batam Ditangkap Polda Kepri, 1.007 Obat Kuat Ilegal Disita
Erwin mengaku, dirinya tidak mengetahui adanya syarat membawa BPKB saat membuat laporan polisi.
Karena BPKB sepeda motor keponakannya berada di rumahnya kawasan Bogor, Jawa Barat.
Sehingga tidak memungkinkan keponakannya pulang dahulu ke Bogor.
"Lehernya dipukuli beberapa kali dan disetrum, di pipinya ada memar sedikit, jadi dia masih lemas enggak mungkin ke Bogor," ucapnya.
Setelah diminta kembali Polres Metro Jakarta Timur oleh Kompol Indra Tarigan, penyidik akhirnya menerima laporan keponakan Erwin dan langsung di BAP.
Erwin mengapresiasi Kompol Indra Tarigan yang sudah bersikap bijak lantaran BPKB bisa diantar keesokan hari.
"Kan besok saya bisa datang lagi ke sini, buat ngantar BPKB, orang tua dia lagi dalam perjalanan ke Bekasi," ujarnya.
Baca juga: Saat Gubernur Anies Baswedan Cerita Merasa Jadi Tahanan Kota, Tak Bebas Keluar dari Jakarta
Sebelumnya, Aulia Rafiqi (23) menjadi korban perampokan saat melintas di Banjir Kanal Timur, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur pada Rabu (6/10/2021) dini hari.
Korban sempat disandera oleh para pelaku berjumlah lima orang mengendarai tiga sepeda motor.
Selain disandera, korban ini sempat dianiaya, diancaman pakai celurit dan disetrum pakai alat.
Aulia mengatakan, uang sebesar Rp, 1,5 juta, dua unit Hp dan satu unit sepeda motor dibawa kabur para pelaku.
"Jadi awalnya itu saya mau pulang dari rumah sepupu di Tanjung Priuk, Jakarta Utara, memang sudah dini hari pas jalan itu," ujar dia saat ditemui di Polres Metro Jakarta Timur.
Kronologi
Aulia Rafiqi (23) menjadi korban perampokan saat melintas di Banjir Kanal Timur, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur pada Rabu (6/10/2021) dini hari.
Ia sempat disandera oleh para pelaku berjumlah lima orang mengendarai tiga sepeda motor.
Selain disandera, Aulia sempat dianiaya, diancam pakai celurit dan disetrum pakai alat.
Aulia mengatakan, uang sebesar Rp 1,5 juta, dua unit Hp dan satu unit sepeda motor dibawa kabur para pelaku.
"Jadi awalnya itu saya mau pulang dari rumah sepupu di Tanjung Priuk, Jakarta Utara, memang sudah dini hari pas jalan itu," ujar dia saat ditemui di Polres Metro Jakarta Timur.
Baca juga: Irjen Napoleon Bonaparte Buat Surat Terbuka Mengaku Bukan Koruptor dan Diperalat, Ini Respons Polri
Dalam perjalanan pulang ke kawasan Bekasi, Aulia menggunakan maps karena ia tidak tahu jalan.
Sebab, Aulia merupakan warga asli Bogor, Jawa Barat dan baru beberapa bulan tinggal bersama kakaknya di Bekasi.
Sesampainya di lokasi, ia dipepet tiga sepeda motor dengan total pelaku sebanyak lima orang.
Aulia sempat tancap gas berusaha untuk kabur. Tapi motornya Honda Vario ditendang oleh pelaku.
"Saya jatuh ke samping, terus pas mau bangun disetrum sama pelaku pakai alat kotak gitu, saya langsung teriak dan ditodong celurit," tuturnya.
Aulia akhirnya diboncengi para pelaku dan dibawa berputar di kawasan BKT.
Sesampai di lokasi sepi, ia dipukuli para pelaku dan terus disetrum dibagian pinggang dan leher.
Para pelaku sempat mengaku sebagai anggota polisi dan menuduh Aulia sebagai pengedar narkoba.
Sepupunya bernama Diah di Tanjung Priuk sempat ditelepon oleh para pelaku untuk menyiapkan uang tebusan.
"Suruh siapin uang tebusan atas kasus narkoba, mereka minta Rp 5 juta," ucapnya.
Baca juga: Nekat Selamatkan Kucing Terjebak di Loteng, Nenek 50 Tahun di Kemayoran Tewas Terjatuh dari Atap
Hingga menjelang pagi, usaha pelaku memeras tidak kunjung membuahkan hasil.
Akhirnya para pelaku mengambil sepeda motor, dua unit Hp dan uang Rp, 1,5 juta milik Aulia.
Aulia ditinggalkan seorang diri dan dia meminta tolong kepada pengendara lain yang melintas untuk nebeng sampai ke Bantar Gebang.
Dari Bantar Gebang ke rumahnya di kawasan Mustika Jaya, ia berjalan kaki.
"Sampai rumah saya sudah lemas dan baru laporan sore di antar sama paman saya," katanya.
Laporannya sudah diterima Polres Metro Jakarta Timur dan kasus ini masih dalam penyelidikan. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/Wartakotalive.com)