"Malam ini kita mendapatkan empat orang. Ada dua, tugasnya sebagai supervisor telemarketing dan satunya ada supervisor sebagai debt collector, kemudian ada satu bagian umum dan satu bagian collecting," ucapnya.
Petuga hanya mendapati beberapa pekerja yang kebetulan masih berkutat dengan tugas pekerjaannya masing-masing.
Ternyata, manajemen pinjol ilegal ini memberlakukan work from home (WFH) sehingga tepat saat penggerebekan kantor mereka sepi.
Ada pula kemungkinan PT AIC sudah merasa terancam setelah belakangan polisi sedang gencar-gencarnya menggerebek praktik pinjol ilegal sehingga tak banyak pekerja yang masuk pada hari ini.
Padahal, total pekerja yang ada di kantor pinjol ilegal ini mencapai sekitar 78 orang.
"Kondisinya agak sepi karena memang mereka sudah mulai memberlakukan kerja di rumah. Jadi mereka melakukan pekerjaan di rumah masing-masing dan fasilitasnya disiapkan manajemen, seperti modem dan lainnya," kata Auliyansyah.
"Jadi menurut saya karena kemarin kita melakukan penggerebekan di beberapa tempat, makanya mereka memutuskan untuk WFH," sambungnya.
Selain para pekerja, kini polisi masih melakukan pengejaran terhadap pemimpin PT AIC.
Baca juga: Pinjol Ilegal di Jakut Ancam Sebar Konten Pornografi, Digerebek Semalam, Pelaku Kebanyakan WFH
5. Kamuflase jadi perusahaan ekspedisi
Auliyansyah melanjutkan, PT AIC mengantisipasi seiring makin gencarnya polisi melakukan penggerebekan kantor pinjol.
Bahkan, di antaranya mengarahkan pegawai untuk mengaku sebagai perusahaan ekspedisi.
Hal itu diketahui setelah polisi melihat pesan WhatsApp dari salah satu pekerja PT AIC.
Auliansyah membeberkan, pesan WhatsApp tersebut berisi imbauan kepada para karyawan agar tidak panik.
Mereka diminta untuk mengaku sebagai perusahaan ekspedisi.
"Nanti kami akan koordinasi, sampaikan saja bahwa kita ini adalah perusahaan ekspedisi, (isi pesan WhatsApp-nya) seperti itu," kata Auliansyah.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunJakarta.com/Kurniawati Hasjanah/Gerald Leonardo Agustino)
Berita lainnya seputar Pinjaman Online.