"Modusnya dia top up voucher game online. Jadi isi voucher, top up dengan biaya murah," kata Taufik saat dikonfirmasi, Selasa (16/11/2021).
Namun, Taufik mengaku tidak mengetahui tentang keseharian pelaku.
Sebab, rumahnya berjarak cukup jauh dengan kediaman pelaku.
"Saya kurang tahu juga perilakunya dia di lingkungan setempat karena beda RT," ujarnya.
Terpisah, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Azis Andriansyah mengatakan dalam melakukan aksinya pelaku pun tak segan menyodorkan film dewasa yang berisi adegan perilaku menyimpang hubungan sesama jenis kepada korbannya.
"Ada juga perlakuan keji saat berbuat tersebut ada anak kecil diminta telan sperma pelaku. Kemudian ada anak kecil diminta saling berhubungan di hadapan dia," ujar Kombes Pol Azis Andriansyah di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (17/11/2021).
Azis mengatakan dari pemeriksaan polisi terhadap pelaku, dari 14 anak, ada satu anak yang dicabuli hingga 15 kali sedari Desember 2020 hingga November 2021.
Baca juga: Pedofilia Beraksi di Ambon, 5 Orang Anak Akui Jadi Korban
Maka dari itu kata Azis, agar perlakuan menyimpang itu tidak menular kepada korban, pihak unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) dibantu Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) tengah memberikan pendampingan pemulihan psikologis dan biologis kepada 14 korban.
Pendampingan sudah berlangsung sejak Selasa (16/11/2021) kemarin sejak aksi bejat FM terbongkar dan dilaporkan ke kepolisian.
Kepolisian dibantu P2TP2A juga melakukan upaya rehabilitasi kepada FM yang juga merupakan korban dari pelecehan seksual di masa lalu.
"Ia juga pernah jadi korban saat masih anak-anak," ujarnya.
"Maka kami harap apabila ada korban lainnya agar melapor agar kami berikan pendampingan untuk pemulihan psikis korban," kata Azis.
Sosok pelaku
Kombes Pol Azis Andriansyah mengatakan bahwa saat diperiksa, FM mengaku terinsipirasi melakukan perbuatan menyimpang terhadap anak-anak karena pengalaman masa lalu.