TRIBUNNEWS.COM - Insiden mahasiswi UPN Veteran Jakarta meninggal dunia saat mengikuti Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa (Diksar Menwa) UPN di kawasan Bogor, Jawa Barat, mendapat sorotan.
Pasalnya, peristiwa ini merupakan tragedi kedua setelah insiden mahasiswa UNS yang juga meninggal saat acara Diksar Menwa.
Diketahui, mahasiswi UPN Jakarta yang meninggal itu bernama Fauziyah Nabilah, mahasiswi jurusan D3 Fisioterapi.
Ia meninggal saat mengikuti Diksar Menwa UPN di kawasan Bogor, Jawa Barat, 25 September 2021 lalu.
Insiden ini bahkan membuat ratusan mahasiswa unjuk rasa di depan kampus UPN di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan (30/11/2021)
Baca juga: UPN Veteran Jakarta Sebut Banyak Misinformasi di Kasus Mahasiswi Meninggal saat Pembaretan Menwa
Mereka meminta kampus untuk membubarkan organisasi Menwa UPN Jakarta.
"Kami menuntut untuk membubarkan Menwa kepada pihak rektorat," ungkap Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UPN Veteran Jakarta, Ivanno Julius Reynaldi, dilansir Tribunnews.com.
Pihak kampus diketahui juga telah buka suara terkait insiden ini.
Imbas dari tragedi ini, sejumlah kalangan pun ikut bersuara.
Diantaranya, Komandan Nasional Resimen Mahasiswa (Menwa) sekaligus Wagub DKI, Ahmad Riza Patria, hingga Komisi X DPR RI.
1. Ahmad Riza Patria: Kegiatan Kemahasiswaa Harus Dapat Izin Ortu dan Kampus
Komandan Nasional Menwa, Ahmad Riza Patria, turut buka suara soal kasus meninggalnya mahasiswi UPN Jakarta saat acara Diksar Menwa.
Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan tidak ada unsur kekerasan di dalam insiden tewasnya mahasiswi itu.
"Yang bersangkutan sudah dicek ternyata tidak ada unsur kekerasan atau pemukulan."