Meski begitu, Winarto menuturkan bahwa pasien yang diangkut oleh ambulans tersebut mayoritas yang memiliki gejala sedang atau berat.
"Lebih banyak mungkin gejalanya lebih ringan. Tetapi kan gini kalau di kami ambulans ini kan banyaknya didorong merujuk pasien yang arahnya sedang atau berat. Kalau gejala ringan biasanya dibantu teman-teman dari puskesmas. Jadi dibawa ke Wisma Atlet," tutup dia.
Varian Omicron dan Delta Bergabung
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama minta masyarakat Indonesia waspada, sebab penyebaran virus Covid-19 dengan beberapa varian.
Menurut Prof Tjandra, ada dugaan selain varian Omicron, juga hadir varian Delta, yang pernah meluluhlantakkan sistem kesehatan Indonesia pada Juli 2021.
Dugaan itu muncul, karena angka kematian pasien Covid-19 meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam rentang satu bulan.
Jika pada 4 Januari 2022 hanya ada tiga orang yang meninggal, maka pada 4 Februari 2022 ada 42 orang yang meninggal.
"Memang kenaikannya jauh lebih rendah dari trend peningkatan kasus, tetapi kejadian wafat kan amat menyedihkan, dan tidak dapat tergantikan," katanya, Sabtu (5/2/2022).
Menurut Prof Tjandra, ada dua analisa mendalam dari kasus kematian ini.
Pertama, tentang varian Omicron yang berhubungan dengan peningkatan angka kematian.
Omicron sejauh ini telah mencatat lima orang meninggal. Lalu, sisanya meninggal akibat varian apa?
"Kalau ternyata meninggal akibat varian Delta (karena yang meninggal akibat Omicron tercatat lima orang), maka perlu juga digali apakah memang jumlah pasien varian Delta juga makin meningkat sehingga ada peningkatan kematian ini," ungkap pakar kesehatan FKUI ini.
Di sisi lain, kematian akibat varian Omicron, maka tentu perlu digali kenapa varian Omicron sampai menimbulkan kenaikan kematian seperti ini.
Baca juga: Dalam 24 Jam Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Tambah 13.379, Akankah Gubernur Anies Tarik Rem Darurat?
Kedua, analisa yang lebih tehnik klinis. Dalam hal ini akan baik kalau dilakukan audit untuk mengetahui penyebab kematian.