"Mereka malah mengorbankan daerah green untuk kepentingan politiknya, karena Formula E ini lebih kental untuk kepentingan politik Gubernur dengan mengorbankan uang rakyat. Setelah membabat Monas, sekarang menggunakan kayu dan bambu untuk Formula E yang mengatakan green racing, sebuah pembohongan publik yang harus jadi catatan serius, untuk ambisi politik Anies," lanjutnya.
Terlebih, masa waktu pengerjaan pembangunan sirkuit yang terburu-buru ini semestinya tak dipaksakan.
Pasalnya kualitas bahan baku juga perlu dipikirkan kembali.
"Tidak ada kualitas pada sesuatu yang dikerjakan terburu-buru. Kalau pun itu jadi, maka saya menyesalkan kenapa musti dipaksakan. Bisa ditunda agar lebih berkualitas," imbuhnya.
Pendukung Anies Klaim Penggunaan Bambu untuk Sirkuit Formula E adalah Hal Wajar
Partai pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Pilkada 2017 lalu, mengklaim penggunaan bambu dalam konstruksi jalan merupakan hal biasa.
Bahkan penggunaan bambu telah diaplikasikan dalam pembangunan beberapa ruas tol di Indonesia, seperti di Jalan Tol Semarang-Demak.
“Sudah biasa menggunakan bambu, sekarang pembangunan jalan tol juga menggunakan bambu,” ujar anggota Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz pada Kamis (24/2/2022).
Hal itu dikatakan Aziz untuk menanggapi kritik konstruksi lintasan Formula E memakai bambu.
Saat ini PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama masih merampungkan lintasan di Kawasan Ancol, Jakarta Utara untuk dipakai pada 4 Juni 2022 mendatang
Dalam kesempatan itu, Aziz meminta kepada khalayak agar mengkritik dengan memakai kajian.
Apalagi bambu memiliki unsur 3R yakni reuse, reduce, recycle.
“Karena ternyata bambu lebih efisien dan efektif. Jadi, kita harus merujuk pada kajian para ahli, bukan sekadar mendengar orang yang menkritik tanpa kajian,” kata Aziz yang juga menjadi anggot Komisi E DPRD DKI Jakarta ini.
Tanah Berlumpur, Alasan Jaya Konstruksi Pakai Material Bambu Buat Lapisan Sirkuit Formula E